SultengTerkini.com, PALU – Harga elpiji bersubsidi di Palu, Sulawesi Tengah, naik sehingga masyarakat meminta pemerintah segera menstabilkan.
Beberapa ibu rumah tangga di Palu, Sabtu, juga mengeluhkan elpiji 3 kg dan 5kg di pangkalan dan kios pengecer kosong.
Ny Elsa, seorang warga di Jalan Sintuwu Palu mengatakan harga elpiji di pangkalan dan kios pengecer saat ini dijual rata-rata Rp25.000 per tabung.
Sementara harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah hanya Rp16.000.
Pemerintah dan Pertamina setempat diminta untuk segera melakukan inspeksi nendadak (sidak) ke pangkan dan kios pengecer karena diduga ada peninbunan stok untuk mencari keuntungan besar.
“Pangkalan yang menaikan harga harus ditindak karena HET elpiji sudah ditetapkan pemerintah,” pinta Ny Muchlis, warga Jalan Lembu.
Ia mengatakan kelangkaan elpiji sudah berlangsung tiga hari ini.
Kios dan pangkalan yang menjual elpiji rata-rata menaikan harga sepihak.
Menurut dia, tindakan menaikan harga sepihak melanggar peraturan pemerintah sehingga perlu mendapat tindakan tegas pihak berwenang.
Depot Pertamina harus mengambil langka tegas memberikan sanksi kepada kios dan pangkalan nakal yang menimbun stok atau menaikan harga sepihak.
Pertamina dan Hiswana Migas hingga kini belum bisa dihubungi belum berhasil untuk dimintai konfirmasi masalah kenaikan dan kelangkaan elpiji bersubsidi.
Sumber: Antarasulteng.com
Komentar