Sekjen Hanura: Nilai-nilai ke-Indonesia-an Sudah Mulai Memudar

KETUA Fraksi Partai Hanura MPR RI Sarifuddin Sudding (berdiri) saat menjadi pembicara dalam Dialog Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kampus STMIK Bina Mulia Palu, Sabtu (15/4/2017) sore. FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Ketua Fraksi Partai Hanura Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Sarifuddin Sudding menyatakan saat ini nilai-nilai ke-Indonesia-an di Tanah Air dirasakan sudah mulai memudar.
Untuk itu dirinya terus menggalakkan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Indonesia yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Tujuannya kata dia, adalah untuk meneguhkan dan memantapkan tentang nilai-nilai keindonesiaan terhadap seluruh elemen masyarakat.
“Bagaimana tentang nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila mulai tentang nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan ini betul-betul terimplementasi di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya kepada sejumlah wartawan usai menjadi pembicara dalam Dialog Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kampus STMIK Bina Mulia Palu, Sabtu (15/4/2017) sore.
Dia mengatakan, bahwa kemudian ada di dalam tataran elit yang juga masih mempertontonkan sikap-sikap kurang elegan tentang nilai-nilai kebangsaan, sedapat mungkin bisa disadari karena para elit itu menjadi panutan masyarakat.
“Kita juga harus memberikan kesadaran para elit agar mempertontonkan tentang sikap-sikap kenegarawanannya dalam bersikap dan bertindak, sehingga orang-orang yang ada di daerah juga itu bisa dijadikan panutan. Ini yang terus kita galakkan,” tutur Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura itu.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi itu, dia berharap agar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa jangan terjebak dengan persoalan yang mengadopsi nilai-nilai dari luar karena banyak merusak anak bangsa saat ini.
“Tetap kita rekatkan kembali tentang nilai-nilai ke-Indonesia-an kepada para mahasiswa, bagaimana berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu betul-betul dapat dipahami,” katanya.
Menurut dia, inilah yang merekatkan mahasiswa sebagai anak bangsa dalam konteks pluralisme, multikulturalisme, sebagai bangsa yang heterogen karena memang Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa yang majemuk.
Alumni Universitas Muslim Indonesia Makassar itu juga mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama membangun bangsa ini dari kebhinnekaan dan keanekaragaman dengan satu rasa persatuan dan kesatuan.
“Saya sangat berharap kepada adik-adik mahasiswa di STMIK ini sebagai generasi terdidik dapat menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri pribadinya, lalu kemudian itu dapat diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Selain Sarifuddin Sudding, Dialog Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dipandu Husin Alwi itu juga dihadiri Ketua STMIK Bina Mulia Palu Nurdin, Ketua Yayasan Bina Mulia Syamsinar Said, pengelola dan puluhan mahasiswa STMIK Bina Mulia.
Tak hanya Kota Palu, Sarifuddin Sudding juga sebelumnya berkeliling menyosialisasikan empat pilar kebangsaan itu di seluruh wilayah Sulawesi Tengah seperti Kabupaten Parigi Moutong, Donggala, Sigi, dan lain-lain. CAL

Komentar