Jelang Puasa, Harga Daging Ayam di Palu Mulai Naik

DIREKTUR Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI, Syahrul Mamma (baju putih pakai kacamata) didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah Abubakar Almahdali (kedua dari kiri) melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Inpres Manonda Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (18/4/2017). FOTO: HAFSA

SultengTerkini.Com, PALU– Menjelang Ramadhan 1438 Hijriah yang tinggal beberapa pekan lagi, harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Palu, Sulawesi Tengah mulai merangkak naik.

Hal itu terungkap saat Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI, Syahrul Mamma melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Inpres Manonda Kota Palu, Selasa (18/4/2017).

Sidak Syahrul Mamma yang didampingi timnya dari Jakarta diantaranya Direktur Tertib Niaga Inayat dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah, Abubakar Almahdali itu untuk meninjau langsung harga di pasaran sejumlah kebutuhan pokok di Kota Palu seperti beras, minyak, telur, gula, susu, dan daging.

“Kunjungan yang dilakukan ini telah terjadwal karena provinsi lain juga bakal dikunjungi, tidak lain untuk melihat pengawasan konsumen di daerah ini, utamanya ketersediaan kebutuhan sembako,” ujar Syahrul Mamma kepada wartawan.

Hasilnya, para tim mendapatkan ketersediaan sembako di Pasar Inpres Manonda masih perlu mendapat penambahan, meski harganya masih relatif stabil.

Sementara itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sulteng Abubakar Almahdali menuturkan, pihaknya ikut memantau langsung harga kebutuhan di pasaran seperti harga cabe yang kini mencapai Rp50 ribu per kilogram, sebelumnya Rp80 ribu per kilogram.

Selanjutnya harga ayam potong per satu ekor Rp50 ribu, sebelumnya Rp35 ribu per ekor dan daging sapi Rp105 per kilogram.

“Harga daging sapi ini masih tetap dari harga sebelumnya, hanya daging ayam yang agak relatif naik selisih Rp15 ribu dari bulan sebelumnya,” sebut Abubakar Almahdali.

Sebelumnya rombongan Tim Kementerian Perdagangan RI juga telah meninjau pergudangan Bulog dan hasilnya stok beras masih minim.

Seharusnya ketersediaan beras di gudang Bulog itu bukan hanya untuk dua bulan, tetapi minimal enam bulan, sehingga diminta untuk ditambah lagi.

Begitu halnya dengan pergudangan PT Varia Kencana masih perlu ditambah ketersediaan minyak gorengnya.

“Kita harapkan mitra Pemerintah dapat membantu menyediakan stok kebutuhan pangan di Sulteng,” kata Syahrul Mamma menambahkan. SAH

Komentar