Tower SUTT Roboh, PLN Palu Siaga Listrik Delapan Hari

MANAJER PLN Area Palu, Emir Muhaimin (baju putih) didampingi Divisi Administrasi dan Umum, Natalia saat memberikan keterangan pers di kantornya terkait robohnya tower transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi 150kV Nomor 46 di Kabupaten Poso, Selasa (25/4/2017). FOTO: HAFSAH

SultengTerkini.Com, PALU– Pihak PT PLN Area Palu, Sulawesi Tengah menyatakan siaga listrik selama delapan hari sejak tower transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Nomor 46 yang menghubungkan Kabupaten Poso-Sidera, Kabupaten Sigi roboh Senin pagi.

Manajer PLN Area Palu, Emir Muhaimin didampingi Asisten Manajer Bagian Jaringan Ronggur Simanjuntak dan Divisi Administrasi dan Umum, Natalia kepada sejumlah wartawan, Selasa (25/4/2017) mengatakan, saat ini tim task force yang terdiri dari Tim Har Penyaluran AP2B Minahasa, Tim Har UPT Makassar, dan Tim Jasa Stringing Mitra UPP Kitring Sulteng disiapkan untuk melakukan percepatan recovery sistem, dengan mendirikan tower ERS dari Makassar, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

“Sejak Senin malam ini tower pengganti diberangkatkan dari Makassar dan Gorontalo menuju Poso, karena persediaan tower pengganti sudah digunakan di Gorontalo karena kejadian serupa, sementara tower pengganti stoknya terbatas,” kata Emir di hadapan sejumlah wartawan di kantornya Jalan RA Kartini Palu, Selasa (25/4/2017).

Akibat robohnya tower nomor 46 itu, kebutuhan daya pelanggan di Kabupaten Parigi, Kabupaten Parigi Moutong hingga Kota Palu sebesar 2/3 atau 60-70 megawatt yang sebelumnya disuplai PLTA Poso, tidak dapat tersalurkan.

Sementara sistem Sulawesi Tengah saat ini hanya bisa dilayani dari PLTD Silae dan PLTU Tawaeli.

Saat ini listrik di wilayah Kota Palu dan sekitarnya, Kabupaten Donggala, Parigi dan Kabupaten Sigi padam total alias black out.

Sedangkan untuk daerah Poso dan Tentena, pasokan listrik tidak terganggu.

PLN mencatat terjadi defisit daya kurang lebih 60-70 MW, sehingga waktu pemulihan itu akan memakan waktu selama delapan hari sambil mencari skema pemadaman sesuai dengan kondisi agar pemadaman berlangsung secara proporsional.

Terkait pemadaman listrik di Kota Palu dan sekitarnya, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengaku telah mendapat penyampaian dari pihak PLN terkait pemulihan sistem kelistrikan di wilayahnya.

“Kita berharap tower yang roboh itu segera bisa didirikan kembali agar listrik kita kembali normal. Sesuai laporan dari PLN yang saya terima, Senin malam ini dan (Selasa) tadi pagi tentang tower pengganti dari Gorontalo dan Makassar sudah diberangkatkan menuju Poso. Semoga tidak ada halangan atau kendala lagi,” jelas Gubernur Longki saat dihubungi SultengTerkini.Com melalui telepon genggamnya di Palu, Selasa.

Longki pun berharap agar Sulteng bersama Sulawesi Barat menjadi satu wilayah operasi dan tidak seperti sekarang masih bergabung ke Manado, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Hal ini menyebabkan Sulteng dan Sulbar seperti kurang mendapat perhatian.

“Makanya kami minta Sulteng dan Sulbar juga punya satu manajer sendiri seperti yang ada di Manado dan Makassar. Apalagi Sulteng saat ini sudah mempunyai banyak sumber energi, air, batu bara, diesel dan nanti ada panas bumi. Paling tidak beberapa tahun kedepan jaringan listrik se Sulawesi sudah terinterkoneksi,” harap Gubernur Longki.

Jaringan Sulteng mandiri dimaksudkan agar Sulteng bisa gabung dengan Sulbar baru memenuhi syarat.

“Memang PLN sedikit agak kerepotan karena membentuk Manajer wilayah yang baru kan butuh tenaga, sarana dan prasarana serta anggaran,” jelasnya.

Sebelumnya, tower transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Nomor 46 yang menghubungkan Kabupaten Poso-Sidera, Kabupaten Sigi roboh pada Senin pagi sekitar pukul 08.30 WITA.

Tower itu roboh akibat banjir bandang setelah diguyur hujan lebat yang terjadi sejak Minggu malam pukul 22.00 dan membuat aliran Sungai Puna di Desa Tabalu, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso berubah.

Ternyata inilah yang membuat terjadinya pemadaman listrik di Kota Palu dan sekitarnya. SAH

Komentar