Inilah Dua Anggota MIT yang Tewas Baku Tembak di Poso

KAPOLDA Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi bersama Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Ganip Warsito di Ruang Rupatama Mapolda setempat memperlihatkan foto kedua anggota Mujahidin Indonesia Timur yang tewas dalam baku tembak di Kabupaten Poso, Selasa (16/5/2017). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, POSO– Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengungkapkan identitas dua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas baku tembak dengan aparat Satuan Tugas Tinombala di Kabupaten Poso, Senin (15/5/2017) kemarin adalah Barok alias Firdaus alias Daus alias Rangga dan Askar alias Jaid alias Pak Guru.

“Keduanya berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB),” kata Kapolda Rudy bersama Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Ganip Warsito saat jumpa pers di Ruang Rupatama Mapolda setempat, Selasa (16/5/2017).

Kedua jenazah anggota MIT Poso itu sudah berada di RSU Bhayangkara Palu setelah dievakuasi dari lokasi baku tembak dengan menggunakan helikopter untuk selanjutnya diidentifikasi oleh tim DVI Polda Sulteng.

Selain dua anggota MIT tewas, kontak tembak itu juga mengakibatkan seorang prajurit TNI luka tembak di bagian punggung kiri.

“Kondisinya sudah berangsur membaik,” katanya.

Kapolda Rudy menjelaskan, baku tembak itu terjadi Senin (15/5/2017) sekitar pukul 12.05 WITA saat pasukan dari Satuan Yonif 154 Rider dan Kopassus yang tergabung dalam Tim Satgas Tinombala tahun 2017 sedang patroli di daerah Simpang Angin wilayah Gunung Biru, Kecamatan Poso Pesisir, Poso.

Saat itu aparat menemukan delapan orang tidak dikenal yang diduga merupakan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.

Akibatnya, kontak senjata antara pihak aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata itu pun tak terhindarkan.

Dari kontak tembak itu, Satgas Operasi Tinombala berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian seperti satu pucuk senjata api jenis SS-1 dan satu pucuk senapan angin.

PERAN BAROK DAN ASKAR

Sementara itu, Kapolda Rudy mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka DPO yang sebelumnya ditangkap hidup, Barok adalah salah satu pelaku penembakan terhadap Serka Zainuddin, anggota TNI di Kecamatan Poso Pesisir Utara pada tahun 2015 silam.

Sementara keterlibatan Askar dalam kasus DPO Poso itu adalah merakit bom dan ikut bersama Barok dalam penghadangan dan penembakan anggota Brimob tahun 2012 lalu.

Barok dan Askar mulai bergabung sebagai anggota MIT sejak tahun 2012 lalu atas panggilan Ustaz Zipo asal Bima, Nusa Tenggara Barat.

Mantan Kapolres Poso itu mengungkapkan, untuk barang bukti satu pucuk senjata organik laras panjang jenis SS-1 yang diamankan dari lokasi baku tembak itu merupakan hasil rampasan milik personel Brimob yang tewas ditembak oleh kelompok MIT tahun 2012 lalu.

Menurut dia, senjata SS-1 itu awalnya dipakai Santoso, namun setelah Barok mendapatkan senjata rampasan yang lebih baik, senjata itu kemudian ditukar dengan milik Santoso dan dipakai kembali oleh Barok.

Dengan tewasnya dua anggota MIT itu, jumlah anggota MIT yang saat ini tengah diburu oleh tim Satgas Operasi Tinombala tersisa tujuh orang.

Meski hanya tujuh orang, namun mereka diyakini masih memiliki dua pucuk senjata organik yakni SS1 dan M16 ditambah tiga pucuk senjata rakitan dan sekitar 20 buah bom lontong. HAL/FAI

Komentar