FPK: Aminuddin Ma’ruf Jangan Keras Hati!

Aminuddin Ma’ruf

SultengTerkini.Com, PALU– Front Pemuda Kaili (FPK) di Kota Palu, Sulawesi Tengah meminta agar Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aminuddin Ma’ruf segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat yang menyebut bahwa Sulawesi Tengah adalah pusat radikal Islam dan pusat dari gerakan menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua FPK Erwin Lamporo mengatakan, Aminuddin Ma’ruf harus menghilangkan rasa egonya dan menghargai kultur masyarakat Sulteng yang begitu santun.

“Kita itu menghargai orang, tamu yang datang itu kita hargai, kita berikan ruang. Tetapi begitu dia melukai, maka dia harus berani juga secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Sulteng, tidak boleh tidak!. Jangan keras hatilah, jangan keras hati!,” kata Erwin Lamporo saat dihubungi SultengTerkini.Com di Palu, Jumat (19/5/2017).

Menurut Erwin, mereka yang terluka akibat pernyataan Aminuddin Ma’ruf itu bukanlah segelintir orang, tetapi seluruh warga Sulawesi Tengah, sehingga permohonan maaf secara terbuka itu adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Ia menuturkan, agar tidak terjadi resistensi lagi di kemudian hari, maka Aminuddin Ma’ruf harus melakukan permohonan maaf secara terbuka karena sudah terlanjur banyak masyarakat yang tahu.

Apalagi saat itu kata dia, Ketua PB PMII menyampaikan pernyataannya secara terbuka dan bahkan di hadapan para pejabat negara yang hadir, termasuk Presiden RI Joko Widodo.

Maka sudah sepatutnya permohonan maafnya pun harus disampaikan secara terbuka seperti arahan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.

“Ketua PB PMII (Aminuddin Ma’ruf) harus buat acara khusus sendiri seperti konferensi pers sifatnya,” tutur politisi Partai Hanura itu.

Meski sudah disanksi adat, namun Erwin menegaskan Aminuddin Ma’ruf tetap harus disanksi sosial dan itu harus dipenuhi yakni meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Sulteng.

Untuk itu, FPK secara tegas menolak permintaan maaf tertutup oleh Aminuddin Ma’ruf seperti yang sebelumnya dilakukan kepada para tokoh agama dan Gubernur Longki Djanggola.

Sekali lagi Ia menegaskan, solusi dan langkah terbaik yang harus dilakukan Aminuddin Ma’ruf adalah segera menggelar konferensi pers dan menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka kepada masyarakat Sulteng.

“Jika PMII tidak memohon maaf secara terbuka, maka Erwin meyakini akan ada resistensi dari masyarakat,” tegas anggota DPRD Sulawesi Tengah itu.

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola tak bisa menyembunyikan rasa marah dan kecewanya atas pernyataan Ketua PB PMII Aminuddin Ma’ruf yang menyebut Sulawesi Tengah adalah pusat radikal Islam dan pusat dari gerakan menentang NKRI karena itu sangat mendiskreditkan dan melukai hati masyarakat di wilayahnya.

Orang pertama di Pemerintahan Provinsi Sulteng itu mengatakan, saat pernyataan keras Ketua PB PMII itu dilontarkan, dirinya berusaha untuk tidak bereaksi.

“Sebenarnya saya sudah marah sekali dengan pernyataan itu, namun karena ada bapak Presiden (Joko Widodo), sehingga saya menahan diri,” kata Gubernur Longki.

Untuk itu, Gubernur Longki meminta Ketua Umum PB PMII itu segera meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Sulteng atas pernyataan yang melukai hati rakyatnya, khususnya perasaan umat Islam di wilayahnya.

Menurut Longki, pernyataan yang juga paling disayangkannya adalah soal Tanah Tadulako merupakan pusat gerakan anti negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

Anti NKRI itu kata gubernur, bukan hanya menyinggung ummat Islam saja, tetapi agama-agama yang lain di Sulteng.

“Bapak Presiden sengaja kami membuat, melaksanakan kongres ke 19 di Tanah Tadulako, di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan tema Meneguhkan Konsensus Bernegara untuk Indonesia Berkeadaban. Di tanah ini, katanya, adalah Pusat dari gerakan radikalisme Islam. Di tanah ini, katanya, adalah pusat dari gerakan menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Itulah petikan pernyataan Ketua PB PMII Aminuddin Ma’ruf saat sambutan pembukaan Kongres ke 19 di Masjid Agung Darussalam Palu, Selasa (16/5/2017) yang membuat gaduh masyarakat Sulteng hingga saat ini. CAL

Komentar