SultengTerkini.Com, TOLITOLI– Banjir bandang yang menghantam wilayah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah menelan dua nyawa warga setempat, Minggu (4/6/2017).
“Iya ada dua warga Tolitoli yang meninggal dunia,” kata Kapolres Tolitoli AKBP Muhammad Iqbal Alqudusy saat dihubungi SultengTerkini.Com melalui WhatsApp, Minggu (4/6/2017).
Kapolres Iqbal mengatakan, dua warga Tolitoli yang meninggal dunia akibat banjir itu teridentifikasi bernama Salma (60) warga Anoa dan Rahmi (62) warga Dusun Pilado Tambun.
Selain dua warga meninggal dunia, dua warga lainnya juga dikabarkan masih hilang yakni Mea (43) dan Sastro (41).
Kedua korban yang merupakan nelayan di Dusun Doyan itu dikabarkan ingin menyelamatkan kapal ikan Mutiara Indah, namun akhirnya terbawa arus banjir.
Di samping menelan dua korban jiwa, banjir bandang juga mengakibatkan longsor di sejumlah titik.
Kapolres Iqbal mengatakan, longsor terjadi di tujuh titik jalur Trans Sulawesi pendakian Pangi yang menghubungkan Lampasio dan Tolitoli.
Akibatnya, jalur darat dari Kota Palu ke Kabupaten Tolitoli putus dan untuk sementara sulit dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
“Diperkirakan 3-4 hari (baru bisa dilalui),” kata Kapolres Iqbal.
Saat ini pihak kepolisian bersama warga setempat tengah bekerja berusaha untuk membuka akses jalan tersebut.
Pihak pemerintah terkait hingga saat ini belum turun ke lapangan mengambil tindakan serius mengatasi banjir dan longsor atau bahkan membantu warga di wilayahnya.
Dari informasi yang diperoleh, selain longsor, sejumlah titik banjir juga terjadi di Kecamatan Baolan, Lampasio dan Galang.
Di Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, dan Kelurahan Tambun, Kecamatan Baolan sejumlah rumah tenggelam.
Sementara di Desa Dakitan, enam rumah hanyut dan dua rumah roboh.
Sebagian korban banjir masih mengungsi di rumah keluarganya dan sebagian lagi dengan tetangga.
“Saat ini para korban banjir sangat membutuhkan air minum dan air bersih,” tutur mantan Wakapolres Banggai Kepulauan itu.
Lain lagi di Desa Buntuna terdapat empat rumah hanyut dan di Desa Lembah, Kelurahan Baru ada tiga rumah warga roboh akibat banjir.
Sebelumnya diberitakan, di dalam Tolitoli kota, wilayah Tuweley yang terpantau hampir 90 % terendam air hingga pinggang orang dewasa, kantor-kantor pemerintahan, termasuk Polres Tolitoli juga ikut tergenang.
Jalan Anoa, yang berada tepat di tepi sungai, terendam hingga atap rumah, bahkan sebagian masyarakat sudah mengungsi.
Tampak Jalan Anoa yang berada tepat di belakang Polres Tolitoli, karena lokasinya yang lebih rendah dari jalan-jalan utama, hanya daun kelapa yang nampak di atas derasnya air, rumah tak lagi kelihatan.
Diketahui bahwa di Desa Tende, dan Desa Tinading juga terendam, kilometer 4 dan Desa Pangi longsor.
Dari pantauan juga terlihat seluruh listrik di Tolitoli dipadamkan, dan koneksi internet sangat terbatas.
Daerah Lampasio Dusun Toboloit terendam banjir setinggi lutut orang dewasa, dan ada tiga pohon tumbang di tiga titik. CAL
Komentar