Tukang Parkir Liar Resahkan Warga Palu, Tolong Dirazia!

ILUSTRASI

SultengTerkini.Com, PALU– Tukang parkir liar yang beraksi pada Bulan Suci Ramadhan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, makin marak dan menjadi-jadi.

Warga pun dibuat resah dengan keberadaan juru parkir yang tidak resmi di sejumlah tempat.

Dari penelusuran media ini, sejumlah juru parkir liar tampak di hampir semua toko, pasar tradisional, dan pusat perbelanjaan.

Ulah para tukang parkir liar ini sontak memicu tanggapan beragam dari warga.

Mirna (32) misalnya, seorang warga Kelurahan Tondo ini mengeluhkan parkir liar yang tidak menggunakan karcis saat menarik pungutan dari warga.

“Ini parkir seperti apa ini? Karcisnya tidak ada! Terus kita datang tadi parkirnya belum ada, begitu kita pulang tiba-tiba tukang parkirnya muncul dari belakang,” kata Mirna kesal saat ditemui SultengTerkini.Com usai berbelanja di Pertokoan Hasanuddin.

Tidak hanya itu, tanda pengenal yang biasa dipasang di dada tukang parkir liar tersebut juga tidak ada.

Hanya bermodalkan peluit, si tukang parkir liar itu bisa meraup keuntungan tanpa menghasilkan pendapatan asli daerah.

Begitu juga saat diminta karcis parkirnya oleh pengendara, si juru parkir malah marah dan mengancam pengendara sepeda motor tersebut.

Pungutannya pun di atas rata-rata atau tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah.

Atas kondisi itu, warga pun meminta kepada Pemerintah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan dan aparat keamanan turun tangan mengatasi maraknya parkir liar tersebut.

“Kalau tukang parkirnya liar seperti ini, kita yang parkir juga ragu-ragu untuk memarkirkan kendaraan. Sebab siapa yang mau tanggung jawab kalau terjadi apa-apa dengan kendaraannya. Kita datang, dia tidak ada, begitu pulang (mau naik kendaraan), dia tiba-tiba muncul,” katanya.

Tidak hanya di Pertokoan Hasanuddin Palu, di sejumlah tempat juga tampak tukang parkir liar seperti di pasar Inpres Manonda, Pasar Tua, Pasar Masomba, kawasan BNS, Palu Plaza, dan sekitaran Palu Grand Mall.

“Pemerintah dan aparat jangan tinggal diam. Ini tidak boleh dibiarkan pak, kasihan warga, jadi harus segera diatasi. Aparat tolong razia mereka karena ini bisa mengarah ke premanisme kalau dibiarkan!,” kata Undung (42), warga Palu lainnya menambahkan. FIQ

Komentar