Sulteng Terima Pertukaran Pelajar Asal Riau

KEPALA Biro Pemerintahan, Fakhrudin Yambas (tengah) mewakili Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola berpose bersama puluhan pelajar asal Provinsi Riau, Selasa (1/8/2017). FOTO: HMS

SultengTerkini.Com, PALU– Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kedatangan 21 orang pelajar asal Provinsi Riau.

Delegasi diterima secara adat Kaili di Banua Oge Kampung Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Selasa (1/8/2017).

Mereka merupakan siswa-siswi terpilih yang dipandang berprestasi guna mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN).

Di waktu yang sama, Sulteng juga mengirim siswanya ke Provinsi Riau.

Menurut Cecep Marga Sonjaya, hal ini merupakan program yang digulirkan oleh Kementerian BUMN bekerjasama oleh pemerintah daerah guna meningkatkan pengetahuan akan khasanah kekayaan budaya Indonesia.

“Program ini bertujuan menanamkan rasa bangga akan bangsa dan cinta tanah air bagi siswa SMA/SMK dan SLB. Dengan harapan mereka saling mengenal budaya, pariwisata, khasanah sosial kemasyarakatan di daerah tersebut dan diberi pengenalan mengenai BUMN,” kata Cecep.

Kepala Biro Pemerintahan, Fakhrudin Yambas mewakili Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, program yang digagas oleh Kementerian BUMN merupakan sebuah program yang sangat mulia, dan memberi dampak positif dalam peningkatan wawasan nusantara peserta, melalui interaksi sosial dan pertukaran informasi kebudayaan dengan masyarakat maupun institusi atau lembaga yang dikunjungi.

Selain itu, Ia juga berpesan agar program semacam ini dapat membangun jiwa nasionalisme.

“Lewat program ini mudah-mudahan akan berhasil dan sukses mewujudkan generasi pelajar yang mempunyai jiwa nasionalisme untuk menjaga keragaman budaya, kekayaan intelektual, dan mempelajari kearifan asli daerah,” harap Fakhrudin.

Sedianya para pelajar akan berada disini sampai dengan 5 Agustus 2017.

Selama mereka disini akan tinggal di rumah orang tua asuh.

Beberapa diantara tempat yang akan mereka kunjungi Makam Dato Karama, Universitas Tadulako, Situs Budaya Gonengganti dan Museum Daerah Sulteng. SAH

Komentar