Kejar Sisa DPO Poso, Operasi Tinombala akan Kembali Diperpanjang

ASISTEN Operasi Kapolri Irjen Pol M Iriawan didampingi Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi saat berkunjung ke Kabupaten Poso terkait analisa dan evaluasi Operasi Tinombala 2017, Selasa (19/9/2017) . FOTO: HMS

SultengTerkini.Com, POSO– Operasi Tinombala dalam rangka memburu dan menangkap sisa anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), akan kembali diperpanjang.

Upaya pengejaran terhadap tujuh DPO Poso, sisa anggota MIT yang masih ada akan dilanjutkan selama 90 hari atau tiga bulan kedepan.

Demikian disampaikan Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Pol M Iriawan kepada sejumlah jurnalis di Mapolres Poso, Selasa (19/9/2017) usai melakukan gelar rapat tertutup terkait analisa dan evaluasi (anev) Operasi Tinombala 2017.

Ia mengayakan, Operasi Tinombala saat ini masih berjalan dan segera berakhir pada 30 September 2017 mendatang, namun akan dilanjutkan lagi selama 90 hari atau tiga bulan kedepan.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, diperpanjangnya waktu pelaksanaan tindak penegakan hukum tersebut sebelumnya sudah atas persetujuan Kapolri.

“Kapolri setuju operasi diperpanjang karena memang masih ada DPO yang belum tertangkap, dalam hal ini masih ada sebanyak tujuh orang (sisa DPO),” tuturnya.

Ia menambahkan, dari hasil giat anev telah dibicarakan sejumlah kegiatan kedepan pada saat Operasi Tinombala kembali digelar.

Namun demikian kata M Iriawan, pihaknya masih tetap berharap kepada para sisa DPO untuk dapat menyerahkan diri ke pihak aparat TNI/Polri yang tergabung dalam satuan tugas (Satgas) Operasi Tinombala yang tengah bertugas saat ini.

“Mereka (DPO) kalau menyerahkan diri tentunya lain, berbeda kalau tertangkap saat operasi,” tegas perwira tinggi berpangkat dua bintang itu.

M Iriawan juga mengakui soal beratnya medan wilayah operasi, termasuk kondisi cuaca yang kerap tidak bersahabat, sehingga kondisi tersebut sangat menyulitkan bagi para aparat Satgas Operasi Tinombala dalam melakukan pengejaran terhadap tujuh orang anggota Mujahidin Indonesia Timur yang saat masih buron.

“Pengejaran secara cepat memang agak sulit dilakukan, disebabkan faktor medan disini terbiang sangat sulit. Tapi sampai berapa lama mereka bertahan, karena itu masih memberikan kesempatan agar para DPO ini mau menyerahkan diri dan tentunya akan diterima dengan baik,” katanya.

Menurutnya, rencana pengantian tim satgas yang baru akan dilakukan dua hari sebelum berakhirnya Operasi Tinombala. Sementara untuk tim satgas yang baru kata dia, mereka saat ini tengah menjalani pelatihan di Korps Brimob Kepala Dua dan pusat pelatihan multifungsi Polri di Cikeas, Bogor terkait cara pengejaran maupun penyekatannya.

“Sesuai permintaan, sarana dan prasarana akan saya sampaikan kepada Kapolri agar ditambah, seperti kendaraan roda dua maupun roda empat dan kelengkapan alat IT, termasuk sarana pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam giat operasi ini,” kata M Iriawan.

Di akhir keterangannya, M Iriawan mengimbau agar masyarakat Poso, khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi (gunung biru) agar tetap tenang.

Aparat TNI/Polri akan terus melakukan pengawalan lingkungan secara maksimal.

“Masyarakat tenang saja, kita akan terus menjaga secara maksimal,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolda Sulteng yang juga Penanggung Jawab Komando Operasi Tinombala Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan, tidak akan ada penambahan jumlah kekuatan pasukan pengganti yang akan diterjunkan dalam operasi ini.

“Karena DPO tinggal tujuh, format operasi sedikit agak berubah, kita akan banyak lakukan pembinaan kepada masyarakat,” ujar Rudy Sufahriadi seraya kembali menegaskan, berdasarkan keterangan masyarakat maupun hasil intelijen, jumlah DPO sipil bersenjata di Poso masih tetap berjumlah tujuh orang dan kuat dugaan masih berkeliaran di sekitar hutan gunung biru. SYM

Komentar