TNI Ledakkan 525 Granat Korea K75 di Sigi

SEBANYAK 525 butir granat tangan buatan Korea tipe K75 yang telah berusia 15 tahun dan dalam kondisi rusak berat, ditanam dalam sebuah lubang sedalam 130 cm untuk kemudian diledakkan dengan menggunakan TNT secara terkendali dari jarak 150 meter di Lapangan Tembak Paniki Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Rabu (18/10/2017). FOTO: PENREM

SultengTerkini.Com, SIGI– Sebanyak 525 butir granat tangan buatan Korea tipe K75 yang telah berusia 15 tahun dan dalam kondisi rusak berat, dimusnahkan dengan cara diledakkan dibawah pimpinan Komandan Detasemen Peralatan Korem 132/Tadulako Mayor Cpl Hutapea di Lapangan Tembak Paniki Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Rabu (18/10/2017).

Peledakan dilakukan dengan cara ditanam dalam sebuah lubang sedalam 130 cm dan diledakkan dengan menggunakan TNT secara terkendali dari jarak 150 meter dengan tiga sesi peledakan.

Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako Mayor Chk Dedy Afrizal yang diwawancarai di lokasi mengatakan,  peledakan granat Korea K75 ini dilaksanakan sesuai dengan perintah dari Pangdam XIII/Merdeka untuk memusnahkan bahan-bahan peledak yang telah kedaluwarsa dan yang sudah berkondisi rusak berat.

“Tujuannya adalah agar tidak membahayakan warga yang berada di sekitar gudang penyimpanan,” katanya.

Ia juga mengatakan, disposal atau pemusnahan ini sesuai dengan prosedur tetap pemeliharaan dan pengamanan bahan-bahan peledak yang sudah diatur dari komando atas dan itupun harus dilaksanakan secara terencana dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk keamanan, dalam peledakan ini harus dilakukan dari jarak 150 meter dan disaksikan dari jarak aman lebih kurang 1 kilometer karena daya lontar pecahan granat ini sangat jauh dan mematikan.

“Oleh karenanya harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dengan mengutamakan faktor keamanan,” katanya.

Menurutnya, jauh sebelum peledakan ini, pihaknya sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada polres dan polsek serta kepala desa di sekitar lokasi lapangan tembak yang tujuannya untuk memberitahukan dan menyosialisasikan kepada warga agar pada saat kegiatan peledakan tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi.

“Efek dari ledakan ini menimbulkan suara dan getaran yang masih terasa hingga radius 1 kilometer,” kata perwira menengah berpangkat satu melati di pundaknya itu. CAL

Komentar