Bendera Terbalik saat Upacara Sumpah Pemuda di Sulteng

BENDERA merah putih terbalik saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 89 tahun yang dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Bupati Banggai Herwin Yatim, Sabtu (28/10/2017). FOTO: MITHA

SultengTerkini.Com, BANGGAI– Sebuah peristiwa tidak diinginkan terjadi dalam pengibaran bendera di ujung wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), tepatnya di Desa Kampangar, Kecamatan Balantak Utara, Kabupaten Banggai, Sabtu (28/10/2017) pagi.

Bendera merah putih terbalik saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 89 tahun yang dihadiri Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Bupati Banggai Herwin Yatim.

Semula upacara berjalan lancar. Gubernur Longki yang bertindak sebagai inspektur upacara tiba di lapangan dan disambut Bupati Banggai Herwin Yatim.

Namun, saat bendera merah putih dikibarkan, sebuah insiden terjadi.

Saat petugas pengibar bendera membentangkan bendera tersebut, posisi bendera terbalik, putih di atas dan merah di bawah.

Tidak hanya terbalik dengan posisi putih merah, tali yang dipegang petugas pengibar bendera juga sempat terlepas dan mengayun-ayun, hingga diambil oleh salah seorang peserta upacara dan diberikan kembali kepada petugas pengibar bendera.

Situasi tersebut terjadi beberapa menit hingga posisi bendera dapat diperbaiki, dan dilanjutkan pengibarannya.

Sayangnya, meskipun bendera berhasil naik dan sempat berkibar, namun pada saat mencapai ujung tiang, bendera tidak dapat berkibar lagi karena terlilit tali bendera.

Meski demikian, situasi tersebut tidak mempengaruhi jalannya upacara bendera dan upacara tetap dilanjutkan hingga selesai.

Di depan peserta upacara, Gubernur Longki Djanggola membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi. Upacara sumpah pemuda tersebut adalah wujud dari Apel Pemuda Nusantara Bersatu se Sulteng.

Dalam upacara itu juga dikumandangkan ikrar pemuda, yang dibacakan oleh salah seorang anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia Sulteng.

Bupati Banggai Herwin Yatim yang dimintai tanggapannya terkait insiden tersebut mengakui kejadian itu dan bahkan meminta maaf.

“Memang sesuatu yang tidak terduga terjadi pada peringatan Hari Sumpah Pemuda. Hal itu tentu saja bagian dari ketidaksempurnaan kita sebagai manusia, dan menjadi pelajaran bersama bagi kita. Sebagai manusia tentu saja tidak pernah luput dari kesalahan. Kami mohon maaf. Sesungguhnya hal itu tidak terjadi ketika semua tanggap, tidak terlena dengan situasi dan mengantisipasi. Sebenarnya menjadi sesuatu yang harus, yang wajib ketika pelaksanaan upacara itu, semuanya dicek sebaik-baiknya dan diperiksa kembali,” kata Bupati Herwin Yatim, Ahad (29/10/2017).

Menurutnya, para petugas pengibar bendera dalam upacara tersebut, semuanya adalah putra-putri anak desa, dari kecamatan setempat.

“Karena memang pelaksanaan dari kegiatan full adalah putra-putri anak desa, anak kecamatan, yang tentunya kita maafkan. Mereka lahir sebagai warga desa yang tentu saja punya kekurangan. Mungkin saja mereka grogi, dengan jumlah massa lebih 3.000 yang hadir dalam upacara, sehingga menimbulkan hal yang tidak kita harapkan,” pungkasnya.

Walaupun belum sempat berkibar di ujung tiang bendera, kesalahan itu tentu menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Banggai.

“Apapun bentuknya, ini adalah sesuatu pelajaran bagi warga, bagi kita semua, bahwa ke depan tidak boleh terjadi hal seperti ini. Kami mohon maaf. Walaupun belum sempat dikibarkan, pada saat ditarik sudah kelihatan seperti itu, tapi ini merupakan sesuatu kejadian yang menjadi pelajaran. Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi lagi,” tegas Bupati Herwin Yatim. MTA

Komentar