SultengTerkini.Com, PARIMO– Seorang mahasiswi Universitas Tadulako (Untad) Kota Palu, Sulawesi Tengah ditemukan tewas gantung diri.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (2/12/2017) sekira pukul 18.30 Wita di Dusun Umbul Sari, Desa Kotaraya Barat, Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Kapolres Parimo AKBP Sirajuddin Ramly yang dikonfirmasi SultengTerkini.Com, Ahad (3/12/2017), membenarkan kejadian bunuh diri tersebut.
Mahasiswi Untad yang ditemukan tewas gantung diri itu diketahui bernama Dian Natasia (19), warga Dusun Umbul Sari Desa Kotaraya Barat Kecamatan Mepanga.
Kapolres Sirajuddin Ramly menjelaskan, kronologis kejadiannya berawal pada Ahad (26/11/2017) korban pulang dari Kota Palu dan tidur di rumah kakeknya bernama Wayan Metra (65).
Kemudian pada Jumat (1/12/2017) korban tidur atau bermalam di rumah orang tuanya bernama Kardiono (40) dan pada Sabtu (2/12/2017) sekira pukul 08.00 Wita korban masih terlihat menggendong adiknya.
Kemudian orang tuanya meninggalkan korban sendirian di rumah berangkat untuk berjualan di kios dan sekira pukul 17.00 Wita orang tua korban pulang ke rumah dari jualan di kios dan hendak memasak dimana beras berada di dalam kamar yang ditempati korban.
Setelah itu Kardiono hendak masuk di kamar, namun kamar dalam posisi terkunci dari dalam. Lalu Kardiono mendobrak pintu dan pada saat akan mengambil beras keadaan gelap karena lampu PLN padam.
Kardiono mengambil beras dan langsung keluar dari kamar dan mengira anaknya masih tidur kemudian setelah 30 menit kemudian yaitu pukul 18.30 Wita Kardiono hendak membangunkan anaknya yang dikira masih tidur.
Namun setelah dilihat di kamar ternyata korban tidak ada di dalam kamar. Kemudian Kardiono menanyakan kepada istrinya “katanya anakmu tidur kenapa tidak ada bu?”. Saat itu ibu korban bernama Ni Ketut Ciri Anastasya mengecek dan menarik pintu dan melihat korban di belakang pintu dalam posisi tergantung di dinding dengan seutas tali warna biru di leher dan kondisi sudah tidak bernyawa dan ditemukan di tempat tidur bolong serta sebilah pisau di atas selembar kertas bertuliskan “JANGAN TANGISI SAYA MAMA… SAYA TERLALU JAHAT MAAF SUDAH BUAT MAMA SUSAH..SAYA SAYANG SAMA MAMA… DIAN NATASIA”.
Polisi yang mendengar kejadian itu segera mendatangi lokasi dan menghimpun keterangan dari para saksi.
“Saat di TKP, korban telah diturunkan oleh kedua orang tuanya dibantu keluarga dan tetangga,” kata mantan Wakapolres Parimo itu.
Berdasarkan keterangan kedua orang tua dan saksi bahwa posisi korban ditemukan dalam keadaan leher terikat, punggung tersandar di dinding kamar, lidah menjulur keluar dan tinggi tali dari tiang palang (simpul mati) 50 cm ke leher (simpul hidup), posisi kaki menjulur ke bawah 90 cm dasar lantai.
Menurut Sirajuddin Ramly, pihak keluarganya menerima secara ikhlas kematian korban bahwa murni bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali warna biru di leher.
Pihak keluarganya juga menolak permintaan kepolisian untuk dilakukan visum di Puskesmas Mepanga.
Namun dari hasil negosiasi dengan orang tua, keluarga mengizinkan untuk dilakukan pemeriksaan di rumah oleh dokter Puskesmas Mepanga, dr Nancy Nangoy.
Dari hasil pemeriksaan luar, dinyatakan tanda fisik pada leher terdapat tanda seutas tali melingkar, lidah menjulur keluar warna kehitaman, lebam ujung kedua kaki ekstrimitas dan lebam kedua tangan.
“Korban diperkirakan sudah meninggal sekitar dua jam,” tutur orang pertama di Polres Parimo itu sembari menambahkan pihaknya masih menyelidiki penyebab korban hingga nekat bunuh diri. CAL
Komentar