SultengTerkini.Com, PALU– Kota Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng) selama November 2017 mengalami deflasi sebesar 0,14 persen yang dipengaruhi indeks harga bahan makanan sebesar 1,06 persen.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Sulteng, Mohammad Wahyu Yulianto saat rilis di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Palu, Senin (4/12/2017).
Ia menyampaikan secara nasional dari 82 kota yang dipantau, sebanyak 68 kota mengalami inflasi, sementara 14 kota lainnya mengalami deflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,74 persen dan terendah di Kota Manokwari sebesar 0,02 persen.
Deflasi terjadi karena dipicu dari penurunan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,14 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok kesehatan (0,73 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,16 persen), sandang (0,14 persen), serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,10 persen).
Selain itu, dipicu oleh beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain, ikan selar (0,05 persen), tahu mentah (0,04 persen), jagung manis (0,02 persen), gado-gado (0,02 persen), semen (0,02 persen), telur, ayam ras (0,02 persen), tarif gunting rambut pria (0,01 persen), upah pembantu rumah tangga (0,01 persen), ikan teri (0,01 persen) dan ikan mujair (0,01 persen).
“Kita mengalami deflasi sebesar 0,14 persen karena dipicu dari turunnya harga indeks bahan makanan yakni 1,06 persen selama bulan November 2017,” kata Wahyu.
Saat ini laju inflasi tahun kalender sampai dengan November 2017 sebesar 2,41 persen, dibanding inflasi year on year (November 2017 terhadap November 2016) di Kota Palu adalah sebesar 3,58 persen. SAH
Komentar