Desember 2017, Kota Palu Alami Inflasi 1,87 Persen

JUMPA pers yang dipimpin Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah Faizal Anwar (tengah) di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Selasa (2/1/2018). FOTO: HAFSAH

SultengTerkini.Com, PALU– Selama Desember 2017 Kota Palu mengalami inflasi mencapai 1,87 persen dibanding bulan sebelumnya, November yang deflasi. Demikian hasil pencatatan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala BPS Sulteng Faizal Anwar menuturkan, BPS Sulteng mencatat inflasi tahunan Kota Palu, sejak Januari hingga Desember 2017 sebesar 4,33 persen.

“Angka itu lebih besar jika dibandingkan inflasi tahun 2016 sebesar 1,49 persen dan tahun 2015 sebesar 4,17 persen,” tutur Faizal saat memberikan keterangan kepada sejumlah jurnalis di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Selasa (2/1/2018).

Sementara itu, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng, Mohammad Wahyu Yulianto menambahkan, inflasi tertinggi selama tahun 2017 terjadi pada Desember yakni sebesar 1,87 persen dan terendah pada Juli dan Agustus sebesar 0,05 persen.

Di tahun 2017, Kota Palu juga mengalami tiga kali deflasi yakni September, Oktober dan November.

“Kita sudah peringatkan bahwa Desember dan Januari, merupakan waktu yang perlu perhatian khusus dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), sehingga diperlukan strategi-strategi tertentu untuk mengendalikannya,” ujar Wahyu.

Saat ini total inflasi tahun 2017 di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Kota Palu berada di peringkat kelima, setelah Tual, Watampone, Bulukumba, dan Kota Makassar.

Rincian inflasi Kota Palu sejak Januari sebesar 1,32 persen, Februari 0,29 persen, Maret 0,25 persen, April 0,46 persen, Mei 0,81 persen, Juni 0,76 persen, Juli 0,05 persen, Agustus 0,05 persen, September minus 0,13 persen, Oktober minus 1,31 persen, November minus 0,14 persen, dan Desember sebesar 1,87 persen.

Wahyu menuturkan, inflasi Kota Palu tahun 2017, masih lebih tinggi dari inflasi secara nasional sebesar 3,61 persen.

Namun itu tidak hanya terjadi saat ini, tetapi tahun 2014 dan 2015, juga berada di atas angka inflasi nasional.

“Ini adalah data yang kami kumpulkan di lapangan, sehingga tidak ada tendensi apa-apa,” pungkas Wahyu. SAH

Komentar