HMI Palu Dukung Pilkada Damai, Lawan Hoax Berbau SARA

WhatsApp Image 2018-02-19 at 17.02.34
Iman Sudirman

SultengTerkini.Com, PALU– Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu, Iman Sudirman mengaku sangat mendukung pilkada damai di tiga daerah di Sulawesi Tengah.

HMI Cabang Palu juga menolak keras praktik money politic serta hoax (berita bohong) yang mengedepankan isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

“Pemilukada serentak merupakan ikhtiar pemenuhan nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Tentu kita inginkan pemilukada ini berkualitas dan berintegritas. Untuk mewujudkannya, syaratnya adalah pemilu harus berjalan  damai, tidak dipanas-panasi oleh praktik money politic, hoax yang berbau SARA, dan juga pelanggaran-pelanggaran pemilu lainnya,” ujar Iman Sudirman kepada SultengTerkini.Com, Rabu malam (21/2/2018).

Menurut Iman, masyarakat, pemerintah atau elit politik harus belajar dari pengalaman sebelumnya, baik saat pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah maupun  pemilihan presiden dan wakil presiden banyak dibumbui oleh sengketa pemilu, money politic, black campaign (kampanye hitam) yang begitu terbuka.

Belum lagi, hoax berbau SARA berseliweran di media-media sosial. Tidak menutup kemungkinan, sambung Iman, hal ini bisa terulang atau boleh jadi bertambah di pilkada serentak tahun 2018 dan 2019 mengingat sekarang ini konfrontasi pemilihan legislatif akan bersamaan waktunya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Olehnya, dukungan dari semua elemen masyarakat termasuk di dalamnya mahasiswa dan pemuda sangat diharapkan.

“Kami mengharapkan pemuda khususnya mahasiswa, aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu. Dengan semangat independensinya kami sangat meyakini pemuda atau mahasiswa adalah komunitas yang paling potensial menjaga agar penyelenggaraan pemilu berlangsung  damai, berkualitas dan berintegritas. Kemandirian yang dimiliki pemuda, mampu menolak dan menangkal money politic. Sense of sociality yang dipunyai pemuda atau mahasiswa bisa mengajak masyarakat untuk aktif menggunakan hak politiknya, tentu ini akan mengurangi golput. Dengan doktrin agen of change-nya, mahasiswa tentu akan menolak hal-hal yang akan menghambat kemajuan pembangunan terutama hal-hal yang mencederai Bhineka Tunggal Ika,” urainya panjang lebar.

Iman mengatakan, kemajemukan bangsa Indonesia  seringkali menjadi objek-objek hoax berbau SARA dalam mendulang suara pada pemilu.

“Olehnya, pemuda khususnya mahasiswa yang memiliki kekuatan fisik, dan keluangan waktu serta kemampuan intelektualnya mesti tampil terdepan menolak dan menangkal hoax-hoax atau black campaign berbau SARA, yang bisa menyulut terjadinya disintegrasi anak bangsa. Jika pemuda menjadi volunteer, maka pemilu serentak  akan kita songsong dengan optimis damai, berkualitas dan berintegritas,” pungkasnya. CAL

Komentar