SultengTerkini.Com, PALU– Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Ermi Widyatno mengaku belum mengetahui soal ada kelompok atau anggota jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayahnya.
“Nggak tahu saya, belum tahu saya,” kata Kapolda Ermi usai bersilaturahmi dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola di kantornya, Rabu (16/5/2018).
Kapolda Ermi juga enggan menanggapi video Ali Kalora, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur di Kabupaten Poso yang beredar di media sosial.
“Tidak usah ditanggapi itu, biar aja itu, yang tanggapi dari Mabes Polri saja,” katanya.
Yang penting kata Kapolda, seluruh pihak tetap siaga, waspada, dan jaga keamanan masing-masing.
Dalam video yang berdurasi 2 menit 14 detik itu, tampak Ali Kalora dikawal dua anggotanya sambil menenteng senjata api jenis M16. Ali Kalora yang menggantikan peran Santoso alias Abu Wardah sebagai Pimpinan MIT saat ini masuk dalam daftar pencarian orang Tim Satgas Tinombala di Kabupaten Poso.
Video itu berisi tentang pernyataan atau tanggapan Ali Kalora atas peristiwa di rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok belum lama ini.
Soal maraknya aksi teror di Tanah Air dan terbaru penyerangan kelompok radikal di Mapolda Riau, orang pertama di Polda Sulteng itu meminta kepada seluruh jajarannya untuk tetap melakukan penjagaan yang ditingkatkan.
Ia berharap aksi teror di sejumlah daerah tidak terjadi di wilayahnya.
“Mudah-mudahan tidak ada, anggota kita tetap standby bersama-sama dengan masyarakat menjaga situasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto sebelumnya mengungkapkan, pihaknya akan mewaspadai tiga wilayah yang menjadi basis kelompok terbesar dari jaringan JAD.
Adapun tiga wilayah itu, yakni Jawa Barat, Jabodetabek dan Jawa Timur. “Jadi yang sudah disampaikan Bapak Kapolri (Jenderal Polisi Tito Karnavian) soal bangkit sel JAD, yang paling besar JAD itu ada di Jawa Barat, Jabodetabek, dan Jawa Timur,” kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Di sisi lain, Polri juga akan meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah wilayah lainnya yang menjadi basis anggota JAD, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tengah.
“Di daerah lain, Bima (NTB), Poso (Sulawesi Tengah) itu JAD semua,” ujar dia.
Polri juga akan memanfaatkan database yang ada untuk memantau jaringan keanggotaan maupun keberadaan anggota kelompok radikal yang berafiliasi dengan ISIS ini.
“Kami coba cek dulu database kita, karena itu kan bisa aja berubah ya, semoga bisa kita pantau. Karena selama ini sel-sel tidur mereka pintar juga ngeles,” ujar Setyo. CAL/KPS
Komentar