SultengTerkini.Com, PALU– Peristiwa di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat pada 8 Mei 2018 hingga kini masih menyisakan luka mendalam. Selain korban polisi, juga terdapat luka mendalam dari keluarga yang ditinggalkan Bhayangkara yang gugur dalam tugas tersebut.
Berkenaan dengan itu, sebagai respon besar dari Pimpinan Polda Sulteng secara spontanitas melakukan gerakan pengumpulan sumbangan sukarela kepada para keluarga korban tragedi tersebut.
Menurut AKBP Teddy D Salawati, koordinator aksi, pengumpulan dana bantuan bagi keluarga korban itu menggambarkan bahwa peristiwa di Mako Brimob itu juga turut dirasakan perwira dan anggota di seluruh Tanah Air, termasuk Polda Sulteng.
“Satu sakit terasa sakit semua. Kami satu ikatan di NKRI. Empati dan rasa esprit de corps korban terorisme di Mako Brimob Depok,” kata Teddy kepada SultengTerkini.Com, Kamis (24/5/2018) malam.
Menurutnya, tujuan dari sumbangan yang disepakati bersama rekan-rekannya itu menunjukkan bentuk empati dan sangat mendukung terhadap personel Polri dimanapun bertugas, khususnya Densus 88 yang kehilangan Bhayangkara terbaik.
Pihaknya sangat berduka atas gugurnya orang yang mereka kasihi.
“Kami tak dapat berbuat lain selain menyumbang sukarela dalam doa untuk keluarga yang ditinggalkan. Semoga dapat mengurangi beban walaupun sedikit,” kata Kasubdit Tindak Pidana Korupsi Polda Sulteng itu.
Selain itu, tujuan lainnya adalah mengembalikan dan memperkokoh rasa kebersamaan Polri dimanapun bertugas.
Ia mengatakan, kegiatan sumbangan perwira Polda Sulteng dan jajaran masih berlanjut untuk korban anggota Polri lainya.
Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Ermi Widyatno dan sejumlah pejabat utama lainnya seperti Irwasda Kombes Polisi Aries Syarief Hidayat, dan Karo SDM Kombes Polisi Muslikhun menyatakan sangat mendukung aksi kemanusiaan itu, terlebih melihat antusiasme para perwira Polda Sulteng dan jajaran dalam memotivasi semangat pemberantasan terorisme sebagai tanggung jawab bersama dan menjadi keprihatinan nasional.
“Semangat harus tetap digelorakan untuk Polri, khususnya Densus 88 yang langsung menangani terorisme., serta motivasi seluruh anggota Polri dimanapun berada, kita semua tidak pernah takut mundur melawan kejahatan,” tegas mantan Kasubdit Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulteng itu.
Kerusuhan di Mako Brimob terjadi pada 8 Mei 2018 itu menelan enam korban jiwa, yakni lima anggota kepolisian dan satu tahanan kasus terorisme. CAL
Komentar