Warga Antusias Ikuti Aksi Pra Kondisi Gerakan #2019GantiPresiden di Palu

WhatsApp Image 2018-07-28 at 22.37.25
GELOMBANG aksi gerakan #2019GantiPresiden semakin besar dan menggema di Tanah Air, tidak terkecuali di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/7/2018) sore. FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Gelombang aksi gerakan #2019GantiPresiden semakin besar dan menggema di Tanah Air, termasuk di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/7/2018) sore.

Ratusan warga dari berbagai elemen dengan mengenakan sejumlah atribut #2019GantiPresiden seperti kaus dan topi tampak antusias mengikuti aksi tersebut.

Padahal gerakan nasional #2019GantiPresiden itu baru merupakan aksi pra kondisi. Rencananya, deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di Palu dilakukan pada awal Agustus 2018.

Peserta aksi yang dimotori Andi Akbar selaku anggota presidium gerakan #2019GantiPresiden Sulawesi Tengah itu mengawali aksinya dengan berjalan kaki dari depan Gedung Juang Jalan Sultan Hasanuddin menuju Bundaran Hasanuddin.

Namun sayang, tujuan peserta yang sebelumnya sudah menjadi rute sebagaimana disampaikan ke pihak kepolisian batal dan beralih ke lokasi lain.

Batalnya orasi di Bundaran Hasanuddin itu karena ternyata di tempat itu juga digelar aksi tandingan pro Jokowi yang jumlahnya berkisar 20-an orang.

Untuk mengantisipasi terjadinya gesekan antar kedua kelompok aksi, Kapolres Palu AKBP Mujianto bersama puluhan anggotanya tampak turun tangan melakukan pengamanan.

Meski demikian, massa tetap semangat mengikuti aksi dengan berjalan kaki membawa spanduk panjang ganti presiden dari depan Gedung Juang melewati Jalan Gatot Subroto kemudian bergerak ke Jalan Mohammad Hatta sambil diiringi lagu #2019GantiPresiden.

Massa aksi kemudian lama berorasi secara bergantian di depan Taman GOR.

Dalam orasinya, massa menilai aksi gerakan #2019GantiPresiden sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Menurutnya, gerakan ganti presiden bukanlah gerakan politik atau kampanye, melainkan murni gerakan sosial.

Hal itu dilatarbelakangi oleh kekecewaan rakyat terhadap kinerja rezim Jokowi-Jusuf Kalla, salah satunya adalah tidak adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dimana, para aktivis Islam dan ulama begitu mudah ditangkap oleh kepolisian, sementara penista agama yang sudah dilapor hingga kini belum juga diproses hukum.

“Jangankan ditangkap, dipanggil saja belum ada. Oleh karena itu kami meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap bu Sukmawati yang menghina Islam, tetapi sampai sekarang rezim menunjukkan ketidakadilannya saudara. Kalau begini kondisinya, tahun 2019 kita harus ganti presiden,” kata  seorang orator.

Dalam aksinya, massa juga mengajak seluruh warga Kota Palu khususnya dan Sulteng pada umumnya untuk ikut bersama-sama berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara dengan menyukseskan gerakan ganti presiden yakni memilih presiden baru di tahun 2019 mendatang.

“Hanya satu yang kita inginkan, ganti presiden, takbir!,” teriak massa.

WhatsApp Image 2018-07-29 at 00.54.26Sebelumnya Andi Akbar mengatakan, gerakan ini bebas dari kegiatan kampanye salah satu calon presiden.

Menurutnya, #2019GantiPresiden ini merupakan gerakan moral yang bersifat partisipatif yang dilakukan oleh rakyat dan tersebar di seluruh Indonesia.

Andi Akbar menambahkan, gerakan #2019GantiPresiden di Sulteng ini berada dalam komando dan koordinasi presidium di pusat.

Mengenai calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan nanti 2019 itu kata Andi Akbar menunggu instruksi ulama.

Gerakan ini katanya, tidak dimaksudkan untuk merusak nilai toleransi, nilai kekeluargaan, kegotongroyongan, dan keberlangsungan pembangunan di negara ini.

Aksi yang diakhiri dengan pembacaan lirik lagu #2019GantiPresiden itu berlangsung aman dan tertib dibawah pengawalan ketat aparat kepolisian setempat, begitupun aksi pro Jokowi juga berjalan lancar. CAL

Komentar