Kisah Ryan, Anak Petani asal Poso yang Lulus Polisi

ryan 1
FEBRIYANTO Dombo Simbong (paling kanan), anak petani asal Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah saat mulai mengikuti pendidikan di SPN Labuan Panimba Kabupaten Donggala, Selasa (7/8/2018). FOTO: IST

SultengTerkini.Com, PALU– Keterbatasan ekonomi ternyata bukan suatu penghalang bagi seorang remaja di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang anggota Polri.

Adalah Febriyanto Dombo Simbong, remaja kelahiran Kota Palu 18 tahun yang lalu itu terlahir dari keluarga kurang mampu.

Namun dengan tekad yang bulat, Febriyanto yang biasa disapa Ryan itu menunjukkan bahwa uang bukan segala-galanya untuk mencapai cita-citanya menjadi anggota Polri.

Ryan dinyatakan lulus masuk polisi tanpa bantuan siapapun dan tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun.

Ryan adalah anak ketiga dari empat bersaudara.

Kedua orang tuanya, Asrian Dombo dan Setiana Dawa Linggi tinggal di Desa Lena, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulteng.

Sementara Ryan sejak kecil tinggal bersama kakek dan neneknya di Palu.

Kakeknya tidak bekerja, sementara neneknya sehari-harinya mencari penghidupan sebagai petugas kebersihan lingkungan di bantaran Sungai Palu hanya dengan pendapatan Rp250 ribu per bulan.

Walaupun penghasilannya Rp250 ribu per bulan, tetapi neneknya tetap semangat membantu perekonomian keluarganya.

Bertha Dudung, nenek Ryan mengaku merawat cucunya itu sejak kecil hingga membesarkannya.

Sejak suaminya kecelakaan 15 tahun lalu, nenek Ryan sudah mengambil alih tanggung jawab keluarga mulai dari menjual kue sampai menjadi petugas kebersihan lingkungan.

“Walaupun dalam kondisi pas-pasan, kami tetap bahagia dan senantiasa mengucap syukur dalam menjalani kehidupan ini,” kata Bertha.

Meski dibesarkan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan tidak membuat Ryan berkecil hati untuk bersaing dengan ribuan remaja Sulteng lainnya untuk memperebutkan kursi pendidikan Brigadir Polri SPN Labuan Panimba, Kabupaten Donggala.

Mulanya Ryan enggan menyampaikan kepada neneknya jika dirinya sudah mendaftar polisi karena ia tidak mau membebani kakek dan neneknya, apalagi sampai harus mengeluarkan biaya.

Dengan perasaan khawatir, Ryan pun akhirnya menyampaikan kepada neneknya jika dirinya sudah mendaftar polisi.

Bak gayung bersambut, mendengar penyampaian itu, nenek Ryan mendukung langkah serta turut mendoakan cucunya untuk masuk polisi dan mengikuti seleksi.

Ternyata doa dan usaha Ryan akhirnya terjawab saat sidang penetapan kelulusan akhir penerimaan Bintara Polri tahun 2018 di Aula Torabelo Mapolda Sulteng pada Jumat (3/8/2018) pekan lalu.

Dimana dalam sidang itu Ryan dinyatakan berhak mengikuti pendidikan Brigadir Polri bersama dengan 151 rekan lainnya.

14 orang diantaranya adalah calon siswa polwan yang menempuh pendidikan di Sepolwan Ciputat, sedangkan untuk Brigadir Polri laki-laki 134 orang dididik di SPN Polda Sulteng, dan tiga orang lainnya di SPN Polda Sulawesi Selatan.

“Saya akan terus berjuang untuk membahagiakan orang-orang yang saya cintai, terutama kakek dan nenek saya. Saya yakin dan percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik buat saya. Apapun hasilnya saya akan tetap bersyukur, dan akan terus berjuang untuk meraih impian saya,” tutur Ryan yang lulusan SMK Negeri 3 Palu tahun 2018 itu.

Ryan adalah salah satu dari sekian banyak remaja Sulteng yang tidak menyerah ditengah keterbatasan, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya menjadi Bhayangkara Polri.

Hal ini konsisten dengan komitmen Polda Sulawesi Tengah untuk mewujudkan penerimaan anggota Polri baik itu tamtama, bintara maupun perwira secara bersih dan transparan.

Yang diterima menjadi anggota Polri adalah orang-orang yang memiliki kualitas jasmani, intelegensi dan psikologi yang baik, tidak peduli latar belakang sosial, ekonomi, agama maupun suku.

Hal ini yang selalu ditekankan oleh Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Sulteng Kombes Polisi Muslikhun dalam setiap kesempatan pada penerimaan lalu.

Muslikhun mengatakan, untuk bisa menjadi anggota Polri tidak ada kata lain kecuali mempersiapkan diri dengan baik yaitu belajar dan berlatih.

Menurutnya, siapa saja bisa masuk bila nilainya bagus, tidak melihat yang bersangkutan anak siapa dan dari kalangan mana.

Banyak anak Polri yang tidak masuk karena hasil ujiannya jelek, dan sebaliknya tidak sedikit anak orang biasa bisa masuk karena nilainya bagus.

“Saya mengharapkan putra-putri terbaik Sulteng jadi polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat,” pungkas orang pertama di Biro SDM Polda Sulteng itu.

WhatsApp Image 2018-08-07 at 10.30.42Kini Ryan mulai Selasa (7/8/2018) hari ini hingga tujuh bulan kedepan akan menjalani pendidikan pembentukan Bintara Polri tahun 2018 di SPN Labuan Panimba Kabupaten Donggala.

Upacara pembukaan pembentukan Bintara Polri itu dipimpin Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Ermi Widyatno dan dihadiri para pejabat utama polda setempat.

Kapolda Ermi yang membacakan sambutan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pada tahun ini sebanyak 8.000 pria dan 400 wanita diterima menjadi siswa Bintara Polri setelah sebelumnya melewati rangkaian seleksi yang diselenggarakan secara profesional, transparan, jujur, dan kompetitif.

Ia mengatakan, keberhasilan para siswa dalam melewati tahapan seleksi merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa disyukuri.

“Pencapaian yang telah diraih sampai dengan hari ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Saudara terpilih di antara puluhan ribu peserta seleksi untuk mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri,” tutur mantan Wakapolda Riau itu.

Oleh karena itu kata Kapolda Ermi, wujudkan rasa syukur tersebut dengan mengikuti pendidikan dengan penuh motivasi, semangat, dan tekad yang kuat. “Sehingga pada waktunya nanti, saudara dapat dilantik menjadi seorang Brigadir Polri yang profesional, modern dan dapat dipercaya oleh masyarakat,” tegas orang pertama di Polda Sulteng itu. CAL

Komentar