Peserta SMN Bedah Buku “Cerita Nusantara Kami” di Palu

WhatsApp Image 2018-08-13 at 17.23.26
SEBANYAK 23 peserta Siswa Mengenal Nusantara tahun 2018 asal Provinsi Bangka Belitung di Sulawesi Tengah menggelar bedah buku “Cerita Nusantara Kami” di Markas Komando Angkatan Laut Palu, Senin (13/8/2018). FOTO: IST

SultengTerkini.Com, PALU– Sebanyak 23 peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) tahun 2018 asal Provinsi Bangka Belitung di Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar bedah buku “Cerita Nusantara Kami” di Markas Komando Angkatan Laut Palu, Senin (13/8/2018).

Kegiatan itu menghadirkan dua narasumber yakni Neni Muhidin sebagai pegiat literasi di Sulteng dan Ahmad Fauzi dari media literasi anak negeri.

Kegiatan itu merupakan rangkaian SMN 2018 yang difasilitasi oleh PT Wijaya Karya dan LKBN Antara, dua dari ratusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Kekuatan dalam menulis adalah memberikan kesan kepada pembaca,” kata Neni.

Menurut Neni, 23 peserta SMN merupakan siswa yang beruntung, sehingga wajib untuk menuliskan sesuatu yang paling unik sekalipun, dimana kunjungan yang dilakukan.

“Belajarlah seperti wartawan, minimal mengetahui ilmu jurnalistik dasar,” harap ketua Pengurus Wilayah Forum Taman Bacaan Masyarakat di Sulteng itu.

Sementara itu Narasumber lainnya Ahmad Fauzi mengatakan tulisan-tulisan yang unik dapat membangkitkan daya tarik untuk siapa saja membacanya.

“Kalau seandainya itu jualan, maka orang tertarik untuk membelinya,” kata Ahmad.

Menurut dia, peserta SMN tidak hanya mampu untuk untuk menulis, tetapi tulisan tersebut harus dapat dibaca oleh khalayak ramai, sehingga dengan tulisan itu, selain memberikan informasi, juga dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat.

“Jika itu hal unik, maka orang yang membaca dapat tertarik untuk mengunjunginya,” ujar Ahmad.

Ahmad berpesan kepada peserta untuk tidak berhenti menulis karena yang hadir di Sulteng merupakan sebagian kecil mahasiswa pilihan dari sekian banyak siswa di Indonesia yang dibiayai oleh negara.

BERTUKAR PENGALAMAN

Diskusi dan bedah buku yang berlangsung sekira satu jam yang dimoderatori pewarta LKBN Antara Fauzi Lamboka, tidak hanya mendengarkan pemaparan dua narasumber, tetapi ikut pula menghadirkan dua peserta SMN tahun 2017 asal Sulteng yang berkunjung ke Provinsi Riau.

Wahda, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Marawola bercerita kunjungan setahun lalu memberikan kesan mendalam bagi dirinya dan 20 peserta lain dari Sulteng.

“Saya sangat senang, hari pertama tiba di Pekanbaru, saya dan kawan-kawan disambut dengan ramah oleh peserta SMN asal Riau. Kami dijamu dengan berpantun, bersyair, berpantomin, dan menari tarian khas melayu,” kata Wahda.

Wahdah mengatakan, begitu banyak kesan dan pengalaman berharga yang didapatkan saat mengikuti kegiatan SMN 2017 salah satunya bertukar cerita tentang kebudayaan.

Peserta lainnya, Mohammad Rinaldi, asal SMA 8 Sigi menceritakan begitu banyak tempat-tempat istimewa di Riau yang mereka kunjungi selama kegiatan.

“Ada masjid Islamic center, jembatan siak sebagai jembatan terpanjang di Riau, Sungai Jantau atau Sungai Siak dan perpustakaan Soeman,” tutur Rinaldi.

Kepala LKBN Antara Biro Sulteng Rolex Malaha memberikan apresiasi atas antusias para peserta diskusi dan bedah buku SMN 2017.

Menurut dia, menulis tidak hanya menyampaikan informasi yang positif saja, tetapi menulis dapat juga memberikan kritikan yang sifatnya membangun, sehingga diharapkan adanya perubahan dari tulisan tersebut.

“Saya berharap, para peserta SMN 2018, dapat menulis apapun kegiatan yang dilakukan di Sulteng, dan itu dapat kami publikasikan di portal berita Antaranews,” harap Rolex.

Kegiatan itu membedah buku setebal 424 halaman yang merupakan catatan peserta SMN tahun 2017,  diterbitkan oleh Kementerian BUMN dan Antara foto.

Program SMN bertujuan agar para siswa dapat menanamkan rasa bangga sebagai bangsa yang memiliki keragaman kekayaan nusantara, dan memupuk rasa persatuan bangsa.

Program SMN digelar pertama kali tahun 2015 dengan 558 siswa, tahun 2016 dengan 679 peserta dan 60 diantaranya adalah siswa disabilitas. Kemudian tahun 2017 dengan 752 siswa dan 65 diantaranya peserta disabilitas. CAL

Komentar