Kisah Kota-kota yang Melarang Kematian

kota
BIRITIBAMIRIM.GOV.BR. FOTO: UNDEFINED

SultengTerkini.Com, LANJARON– Kematian adalah keniscayaan bagi setiap makhluk yang bernyawa. Tapi di kota-kota berikut ini, kematian justru jadi hal yang terlarang. Apa alasannya?
Kematian bisa datang kapan saja, dan tidak bisa kita ketahui jadwalnya. Tapi di 5 kota ini, kematian malah dilarang. Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (24/8/2018), inilah kota-kota tersebut:

1. Lanjaron, Spanyol

Kota pertama yang melarang kematian adalah Lanjaron di Spanyol. Pada tahun 1999, Wali Kota Lanjaron bernama Jose Rubio mengeluarkan aturan yang kontroversial: Kematian Dilarang di Lanjaron.

Alasannya saat itu, Jose Rubio merasa pemakaman di sana sudah overcrowded alias terlalu padat. Jose takut jiwa-jiwa orang yang sudah mati tidak bisa beristirahat dengan tenang karena terlalu padat.

Jose Rubio pun menerbitkan Dekrit agar warganya menjaga kesehatan sehingga tidak dihampiri kematian. Jose melarang warganya mati sampai pihak pemerintah kota Lanjaron menemukan lahan baru untuk pemakaman warga.

2. Sarpourenx, Prancis

Kota kedua yang melarang kematian adalah Sarpourenx di Prancis. Pemrintah Kota Sarpourenx mengeluarkan aturan ini pada tahun 2008. Alasannya kurang lebih sama dengan Kota Lanjaron: lahan pemakaman bagi warga sudah terlalu padat.

Walikota Sarpourenx, Gerard Lalanne melarang warganya untuk mati sebelum pihaknya menemukan lahan baru untuk dijadikan pemakaman. Gerard bahkan mengancam akan ada hukuman berat bagi warga yang melanggar aturan tersebut.

3. Biritiba Mirim, Brasil

Di tahun 2005, Pemerintah Kota Biritiba Mirim di Brasil melarang kematian bagi warganya. Itu karena pemakaman umum di sana sudah mencapai kapasitas maksimal. Kurang lebih 50,000 nisan ada satu tempat sekaligus.

Walikota Biritiba, Roberto Pereira pun berencana membuka pemakaman baru. Sayang, rencana ini mendapat protes dari sebagian kalangan. Akhirnya, Pereira pun mengeluarkan aturan agar warganya jangan meninggal dulu dan terus menjaga kesehatan mereka.

4. Sellia, Italia

Kota Sellia di Italia di tahun 2015 juga melarang kematian. Pemerintah Kota Sellia bahkan melarang warganya untuk sakit. Semua itu agar populasi orang di kota ini tidak menurun drastis.

Walikota Sellia, Davide Zicchineka pun menandatangani Dekrit yang isinya melarang warga untuk sakit dan terus menjaga kesehatannya.

Menurut sensus penduduk, di tahun 1960 penduduk Kota Sellia mencapai 1.300 orang. Sementara itu di tahun 2015, jumlah penduduknya tinggal 537 orang. Itu pun 60 persennya berusia di atas 60 tahun.

5. Cugnaux, Prancis

Terakhir, ada Kota Cugnaux di Prancis yang melarang kematian warganya. Di tahun 2007, aturan ini dikeluarkan. Permasalahannya kurang lebih sama: lahan pemakaman sudah penuh tetapi untuk membuka pemakaman baru ada pertentangan dari sebagian kalangan.

Karena belum ada titik temu, Pemerintah Kota Cugnaux pun melarang warganya yang berjumlah sekitar 17.000 orang untuk meninggal dunia.

(sumber: detik.com)

Komentar