Viral Susu UHT Mengandung Streptococcus sp, Bakteri Apa Sih Itu?

susu
SURAT yang viral itu menyebut produk susu UHT yang menandung bakteri Streptococcus sp. FOTO: DETIKHEALTH

SultengTerkini.Com, JAKARTA– Sebuah surat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, tengah viral belakangan ini. Dalam surat tertanggal 23 Agustus 2018 tersebut, disebutkan bahwa sampel salah satu produk susu UHT (Ultra High Temperature) positif mengandung bakteri Streptococcus sp.
Surat yang ditujukan ke pimpinan minimarket yang menjual produk susu UHT terkontaminasi bakteri tersebut, beredar di media sosial berbagai grup pesan singkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait bahaya dan penanganan Streptococcus. Tentunya disertai kesiapan masyarakat menghadapi bahaya infeksi bakteri.

Streptooccus sebetulnya bukan bakteri asing dalam kehidupan setiap hari. Tubuh dengan sistem imun yang baik umumnya bisa menghadapi infeksi bakteri. Saat sakit, dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk menghadapi serangan bakteri. Infeksi Streptococus bisa menyebabkan sakit tenggorokan hingga meningitis bergantung dari jenis dan intensitas serangan.

Dikutip dari situs yourgenome.org, jenis Streptococcus yang kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari berasal grup alpha (α)-haemolytic Streptococci. Grup ini terdiri atas spesies Streptococcus pneumoniae dan Viridans Streptococci. Keduanya bisa ditemukan dalan tubuh manusia.

S.pneumoniae biasanya berada di permukaan kulit dan dalam tenggorokan. Bakteri ini bisa menginfeksi anak dan dewasa melalui batuk atau bersin. Infeksi ringan menyebabkan sinusitis atau infeksi telinga tengah yang bisa diobati dengan antibiotik. Infeksi yang lebih berat bisa menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi darah.

V. Streptococci bisa ditemukan dalam mulut, saluran pencernaan, dan daerah kelamin. Infeksi menjadi lebih serius jika bakteri masuk ke organ lain, misal endocarditis yang merupakan serangan di garis tepi jantung bagian dalam. Orang dengan gangguan kerja, irama jantung, dan sistem imun lemah berisiko tinggi terkena infeksi. Gejala serangan meliputi mudah lelah, lemah, demam, sulit bernapas, berat badan turun, dan adanya masalah pada fungsi jantung.

(sumber: detik.com)

Komentar