BPS Sulteng Catat Kota Palu Alami Deflasi 0,06 Persen

WhatsApp Image 2018-09-03 at 15.43.02
KEPALA Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah Faisal Anwar (kiri) saat rilis kepada sejumlah jurnalis di aula kantornya, Senin (3/9/2018). FOTO: HAFSAH

SultengTerkini.Com, PALU– Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat bahwa pada Agustus 2018 Kota Palu secara umum menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,06 persen.

Kondisi itu menempatkan posisi Kota Palu di urutan keempat dari 14 kota yang mengalami deflasi di  Sulampua yang dipantau inflasinya.

Kepala BPS Provinsi Sulteng Faisal Anwar mengatakan, deflasi 0,06 persen ini berarti tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2018) sebesar 3,37 persen dan (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 3,65 persen.

“Mudah-mudahan inflasi di bulan Agustus 2018 bisa menekan harga, sehingga jauh-jauh hari harus bisa menekan harga,” tutur Faizal Anwar di aula Kantor BPS Sulteng Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Senin (3/9/2018).

Faisal Anwar menjelaskan, deflasi 0,06 persen pada Agustus 2018 terutama dipicu penyumbang deflasi antara lain, tarif angkutan udara sebesar 0,45 persen, ikan teri 0, 11 persen, ikan layan 0,006 persen, jeruk nipis 0, 004 persen dan ikan cakalang 0, 004 persen.

BPS Sulteng juga mencatat juga telur ayam ras di Sulteng mengalami penaikan harga, padahal 62 kota untuk harga telur mengalami penurunan.

Pihaknya mencatat bahwa dari 82 kota IHK, 52 kota mengalami deflasi dan 30 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, sebesar 2,49 persen karena penurunan harga ikan segar dan angkutan udara.

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,62 dan inflasi terendah terjadi di Medan dan Padangsidimpuan masing-masing sebesar 0,01 persen.

Kemudian, menurut catatan BPS Sulteng, komponen inti pada Agustus 2018 sehingga terjadi deflasi yakni bahan makanan, 0,46 persen, makanan jadi minuman rokok dan tembakau 0, 86 persen, perumahan air listrik.

Kemudian gas dan bahan bakar, – 0,07, sandang -0,04 persen, kesehatan 0, 12 persen, pendidikan, rwkreasi dan olahraga 1,71 persen dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -2,36 persen.

Komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen harganya bergejolak mengalami deflasi masing- masing sebesar 0,06 persen dan 1,24 persen. SAH

Komentar