SultengTerkini.Com, PALU– Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menegaskan, dirinya sama sekali tidak menolak adanya deklarasi #2019GantiPresiden pada 23 September 2018 di Anjungan Talise, Kota Palu.
“Tidak ada istilah menolak. Siapa saja mau bikin tagar sah-sah saja dan tidak melanggar menurut KPU dan Bawaslu. Hanya saja Partai Gerindra tagarnya adalah #2019PrabowoPresiden,” kata Gubernur Longki saat dihubungi SultengTerkini.Com, Jumat (21/9/2018).
Pernyataan Gubernur Longki itu juga disampaikan untuk menjawab dan mengklarifikasi adanya isu di media sosial bahwa dirinya menolak deklarasi tagar 2019 ganti presiden di wilayahnya.
Untuk itu, Longki yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng mengimbau kepada semua kelompok untuk saling menghargai dan menghormati aspirasi masyarakat.
Masyarakat juga diminta untuk tetap berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya.
“Semoga (deklarasi #2019GantiPresiden) berjalan aman dan lancar,” tutur mantan Bupati Parigi Moutong dua periode itu.
Ditanya soal keinginan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk tidak memasukkan kepala daerah sebagai tim pemenangan, Longki mengaku belum mendapat perintah, petunjuk dan arahan tertulis dari pasangan tersebut.
Mengenai pengajuan cuti dirinya sebagai Gubernur Sulteng pada 27 September 2018 sebagaimana diberitakan sebelumnya itu dibatalkan.
“Mulai Oktober saya mengajukan cuti setiap hari Jumat di tiap pekan. Izin cuti itu dari Mendagri dan Presiden. Memang saya tidak sebagai ketua timses, hanya sebagai tim kampanye untuk setiap hari Jumat tersebut,” tutur orang pertama di Pemerintah Provinsi Sulteng itu.
Sementara itu, pihak Polda Sulteng melalui Wakapolda Kombes Polisi Setyo Boedi Moempoeni Harso saat ditanya soal deklarasi tagar 2019 ganti presiden enggan berkomentar banyak.
“Bukan kapasiitas saya untuk menjawabnya karena kapasitas saya ini menjawab kegiatan seputar latihan Operasi Mantap Brata,” kata Wakapolda usai menyaksikan latihan Operasi Mantap Brata di depan Mapolda Sulteng Kamis (20/9/2018) pagi kemarin.
Sebelumnya diberitakan, deklarasi akbar #2019GantiPresiden akan digelar pada 23 September 2018 bertempat di Anjungan Talise mulai pukul 09.30 Wita.
Hal itu disampaikan Presidium Deklarasi #2019GantiPresiden di Sulteng, Andi Akbar kepada SultengTerkini.Com, Rabu (19/9/2018) malam.
Andi Akbar mengatakan, untuk kelancaran kegiatan itu, pihaknya akan melayangkan surat pemberitahuan kepada aparat kepolisian pada Kamis (20/9/2018).
“Kita berharap kegiatan nanti berjalan sukses dengan damai,” tutur Andi Akbar yang juga Tim Pembela Muslim itu.
Ia mengungkapkan, dalam deklarasi tagar 2019 ganti presiden di Palu itu akan dihadiri para inisiator dari pusat seperti Neno Warisman, Mardani Ali Sera, Ahmad Dhani, dan Sang Alang.
Rencana kedatangan dan kesiapan para inisiator dari pusat datang ke Palu itu juga disampaikan oleh salah satu presidium pusat #2019GantiPresiden, Neno Warisman melalui video yang diterima SultengTerkini.Com.
Dalam video itu, Neno mengaku pihaknya telah mendengar rencana deklarasi akbar ganti presiden di Palu.
Untuk itu, Neno mengajak kepada seluruh masyarakat di Kota Palu dan sekitarnya bersama-sama menghadiri deklarasi ganti presiden 2019.
“Ayo kita bersama-sama gairahkan diri kita untuk menyebut 2019 ganti presiden,” kata Neno Warisman.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wanita Islam Alkhairaat (WIA) Ustazah Sakinah Aljufri yang hadir dalam jumpa pers itu juga menyatakan dukungannya terhadap deklarasi tagar 2019 ganti presiden itu.
Sebagai tuan rumah, pihaknya tentu siap menyambut seluruh tamu yang akan datang dari Jakarta untuk menghadiri deklarasi di Palu.
Sakinah mengatakan, deklarasi ganti presiden itu dilindungi oleh undang-undang, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang menolak apalagi sampai mempersekusi tamu dari Jakarta.
Hal yang sama juga diutarakan Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Sulteng, Ustaz Sugianto Kaimuddin yang menyatakan dukungannya terhadap deklarasi akbar tagar 2019 ganti presiden itu.
“FPI bersama sayap juangnya dari LPI (Laskar Pembela Islam) akan mendukung,” kata mantan Ketua FPI Kabupaten Poso itu.
Ia mengatakan, sebagaimana disampaikan Sakinah Aljufri bahwa sebagai muslim harus memuliakan tamu, sehingga tamu yang datang tidak dapat ditolak.
“Maka tidak ada alasan untuk kita tolak. Kita akan siap menjaga, melindungi dan mengawal para tamu sejak kedatangan hingga kepulangannya balik ke Jakarta dalam keadaan aman,” kata Sugianto.
Menurutnya, jika ada gerakan penolakan ganti presiden di Palu itu diharap tidak merusak tatanan karena pihaknya tidak pernah mengganggu gerakan mereka yang menolak.
“Oleh sebab itu jangan saling mengganggu. Mudah-mudahan kegiatan nanti bisa berjalan sebagaimana mestinya. Jadi kita dukung sepenuhnya kegiatan itu, kita harus ikut, dan tidak perlu takut karena satu yang kita takuti, hanya Allah SWT,” tegasnya. CAL
Komentar