Perangi Isu Sampah Laut, Pemerintah Resmikan Sountasi Recycling Center di Palu

WhatsApp Image 2018-09-21 at 18.41.09
SOUNTASI (Pondok Laut) Recycling Center yang diresmikan oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu Syamsul Saifudin, di Jalan Lasoso, Kecamatan Palu Barat, Jumat (21/9/2018). FOTO: FAHRUL

SultengTerkini.Com, PALUIndonesian Youth Marine Debris Summit (IYMDS) yang berlangsung pada 24 hingga 29 Oktober 2017 lalu telah berhasil mengumpulkan 64 pemimpin dari 34 provinsi di Indonesia berusia antara 18-25 tahun untuk memberikan pemahaman dan pengayaan secara mendalam mengenai sampah laut.

IYMDS diinisasi oleh Divers Clean Action dan didukung oleh berbagal pihak sebagai bentuk perhatian terhadap masalah sampah laut.

Dengan berat sampah mencapai 1,3 juta ton per tahun,  Indonesia dinyatakan sebagai negara terbesar ke 2 yang berkontribusi pada puing sampah plastik di laut dunia.

Sementara dari 1.024 komunitas terdata oleh Indonesia Bebas Sampah 2020 sebagai kolabolator yang berfokus pada sampah, hanya kurang dari 10 konsisten bergerak dan beraksi terkait permasalahan sampah langsung di daerah pantai dan pulau-pulau kecil.

Founder Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari mengatakan, selain untuk menggaungkan peranan masyarakat pesisir terkait peranannya dalam isu sampah laut di berbagai provinsi, IYMDS begitu penting karena merupakan platform bagi pemuda untuk memberi perubahan yang besar terhadap masalah sampah laut di daerahnya.

Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun peserta mendapatkan network, mentoring, dan pendanaan kegiatan setelah pulang ke daerah masing-masing.

“Selama satu tahun ke belakang, kami telah melihat berbagai kegiatan dan inovasi yang dibuat oleh masing-masing peserta,” katanya.

IYMDS telah berhasil dilaksanakan tentunya dari dukungan berbagai pihak, baik dari sektor pemerintahan, sektor swasta, dan media partner, serta didukung penuh organisasi masyarakat (Yayasan Kehati, Masyarakat Selam Indonesia, Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia, Indonesia Bebas Sampah 2020.

Seluruh peserta IYMDS telah dibagi menjadi 14 kelompok berdasarkan area provinsi terdekat, dan telah dibekali pendanaan untuk melakukan aksi pada sistem dan fasilitas pengelolaan sampah di daerah pesisir selama satu tahun penuh di daerah mereka masing-masing.

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tiap kelompok bervariasi, dari mulai kampanye, riset sekaligus pembersihan pantai, pengembangan masyarakat pesisir melalui berbagai keterampilan upcycling,  pembangunan recycling center, adopsi kapal nelayan bersih sampah, adopsi sekolah, mengajar anak-anak dengan dibayar sampah, dan lainnya.

Kegiatan ini berfokus untuk dilaksanakan di daerah pesisir yaitu tersebar di Aceh, Riau, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Seribu, Yogyakarta, Bali, Sampit,  Samarinda, Selayar, Palu, Flores, Maluku, dan Raja Ampat.

Mengakhiri rangkaian acara IYMDS, telah terpilih satu kelompok pemenang yang telah menunjukkan progres paling signifikan dalam menjalankan programnya selama setahun, yaitu Seangle (@seangle_id) yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah dengan program-programnya Rupiah (Rumah Pendidikan Sampah).

Rumah belajar untuk anak-anak lokal di Recycling Center yang Jumat (21/9/2018) kemarin diresmikan oleh Walikota Palu diwakili Syamsul Saifudin selaku Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian diberi nama “Sountasi (Pondok Laut) Recycling Center”, tepatnya di Jalan Lasoso, Kecamatan Palu Barat.

Jenis pembelajaran berupa Bahasa Inggris bidang lingkungan, dimana anak-anak belajar di Rupiah hanya akan membayar dengan sampah yang telah ditentukan selama 1 term (4 bulan).

Project ini bertujuan untuk mengajarkan bahasa Inggris sekaligus media belajar tentang lingkungan sejak usia dini.

Kemudian Upcycling, merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat local, khususnya dalam mendaur ulang limbah plastik menjadi produk (Produk Rajut).

Project ini bertujuan untuk mengenalkan serta mengedukasi ke masyarakat bahwa limbah plastik khususnya kresek bisa dimanfaatkan menjadi produk bernila jual, sehingga dapat mendukung perkembangan ekonomi lokal.

Project Upcycling akan dilaksanakan di Recycling Center daerah Kota Palu tepatnya di Jalan Lasoso Palu Barat, selama 3 bulan.

Berikutnya Sea School, adalah penerapan kurikulum lingkungan selama 1 term (4 bulan) di sekolah dasar (SD) di Kota Palu.

Kurikulum yang diterapkan berupa edukasi ke siswa-siswa tentang menjaga lingkungan dan sampah hingga proses memilah-milah atau mengkategorikan jenis sampah sebanyak enam kategori.

Project ini bertujuan agar siswa-siswa dapat memahami secara mendalam tentang pengolahan sampah dan dapat mempengaruhi orang di sekitar mereka di masa kini dan di masa yang akan datang. RUL

Komentar