Evakuasi Korban Meninggal Gempa Sulteng Berakhir Hari Ini

WhatsApp Image 2018-10-10 at 20.24.56
TIM Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas saat mengevakuasi korban meninggal dunia di Kelurahan Petobo, Kota Palu. FOTO: BASARNAS

SultengTerkini.Com, PALU– Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengakhiri operasi evakuasi korban meninggal pada Kamis sore (11/10/2018) hari ini.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo menyampaikan, Basarnas sepenuhnya mengakhiri operasi evakuasi pada tanggal tersebut. Pihaknya akan menyerahkan tugas kepada Basarnas wilayah Kota Palu.

“Operasi evakuasi kami akhiri sampai tanggal 11 Oktober 2018 sore hari, setelah itu kami hentikan. Namun kami tetap menyiapsiagakan personel Basarnas dari kantor Palu untuk melakukan asistensi. Dan bila mendapatkan laporan (korban) dari masyarakat, mereka akan melakukan evakuasi,” ucap Bambang pada Rabu (10/10/2018) di Ruang Pos Pendamping Nasional (Pospenas) di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu.

Basarnas telah berupaya keras untuk melakukan operasi pencarian dan pertolongan serta evakuasi di lokasi-lokasi yang teridentifikasi adanya korban tertimbun maupun laporan warga.

Selama melakukan operasi itu, medan terberat terkonsentrasi pada lokasi-lokasi terdampak fenomena likuifaksi, seperti Petobo, Balaroa, dan Jono Oge.

“Siang tadi (10/11/2018) hujan di Petobo dan Balaroa, tanah menjadi labil,” tutur Bambang yang akan menarik personel Basarnas dari beberapa wilayah Kamis malam.

“Seperti di Jono Oge, personel kami kesulitan untuk melakukan evakuasi meskipun dengan menggunakan alat berat amphibi. Medan berlumpur dan kondisi tanah labil menyulitkan alat berat untuk beroperasi,” katanya.

Melihat kondisi yang sulit, personel lapangan sangat memperhatikan aspek keselamatan. Bambang menggambarkan bagaimana tanah labil menjadi amblas ketika mereka menginjakkan kaki ke tanah. Estimasi untuk menyisir lokasi terdampak membutuhkan waktu sekitar lima bulan.

Citra satelit menunjukkan bahwa luas areal terdampak di Balaroa mencapai 47,8 hektar, Petobo 180 hektar, dan Jono Oge 202 hektar.

Setelah operasi dinyatakan selesai, Basarnas menyerahkan kepada keputusan pemerintah daerah setempat terhadap para korban yang masih terkubur.

Dalam operasi pencarian, pertolongan dan evakuasi tersebut, Basarnas telah mengerahkan ratusan personel.

Berdasarkan data Pospenas, total personel yang terlibat dalam upaya pencarian korban sebanyak 404 orang yang terdiri dari 154 personel Basarnas, 13 ABK SAR Wisanggeni, dan 11 ABK KM SAR Laksmana ditambah 230 potensi personel.

Hingga 9 Oktober 2018, pukul 17.45 Wita Basarnas berhasil mengevakuasi korban sejumlah 895 orang, yang terdiri dari 809 korban meninggal dunia dan 86 selamat.

Evakuasi korban meninggal dunia pada tanggal tersebut berjumlah 26 jiwa dengan rincian sebagai berikut Kota Palu 20 jiwa, Kabupaten Sigi empat orang, dan Donggala dua orang.

Sementara itu, jumlah korban jiwa per 10 Oktober 2018, pukul 13.00 WIB sebagai berikut, korban meninggal dunia sebanyak 2.045 jiwa, dengan rincian Kota Palu 1.636 jiwa, Donggala 171, Sigi 222, Parigi Moutong 15, dan Pasangkayu di Sulawesi Barat 1 orang.

Dari jumlah tersebut, semua korban meninggal telah dimakamkan, baik secara massal maupun di pemakaman keluarga.

Korban luka mencapai 10.679 dengan rincian luka berat 2.549 jiwa dan luka ringan 8.130. */CAL

Komentar