Ribuan Warga Demo Turunkan Walikota dan Wakil Walikota Palu

WhatsApp Image 2018-10-19 at 16.26.44
RIBUAN warga berunjukrasa menuntut Wali Kota Hidayat dan Wakil Wali Kota Palu di Sulawesi Tengah Sigit Purnomo Said turun dari jabatannya, Jumat (19/10/2018). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Ribuan warga berunjukrasa menuntut Wali Kota Hidayat dan Wakil Walikota Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng) Sigit Purnomo Said turun dari jabatannya, Jumat (19/10/2018).

Ribuan massa yang dipimpin Dedi Irawan itu mengawali aksinya usai Salat Jumat dari Masjid Alkhairaat Jalan SIS Aljufri, kemudian bergerak ke gedung DPRD Kota Palu.

Di gedung wakil rakyat, massa menyuarakan aspirasinya yang meminta agar Walikota dan Wawali segera mundur dari jabatannya.

Massa pun meminta para anggota dewan menandatangani petisi dukungan rakyat untuk menurunkan kepala daerah tersebut dari jabatannya.

Hasilnya, sebanyak 10 orang wakil rakyat menandatangani dukungan tersebut yakni Ketua DPRD Kota Palu Ishak Cae, Danawira Asri, Iqbal Andi Magga, Rugayah, Idiljan Djanggola, Sophian Aswin, Rudi Mustaqim, Hamsir, Rusman Ramli, dan Erfandy.

Sementara anggota dewan lainnya belum menyatakan sikap mendukung atau menolak aspirasi rakyatnya karena tidak berada di tempat.

Menanggapi tuntutan massa, Ketua DPRD Kota Palu Ishak Cae mengaku apa yang dirasakan warga, ia juga ikut merasakannya karena dirinya termasuk korban gempa.

Ia mengatakan aspirasi sudah diterima dan berjanji akan dibahas ke dalam rapat internal dewan.

Soal tuntutan walikota mundur dari jabatannya, Ishak menegaskan semua ada prosedur dan mekanisme yang harus dilalui.

Sebab jika salah dan tidak sesuai dengan aturan, maka tuntutan rakyat mengenai pergantian walikota dan wawali Palu akan ditolak.

“Menurunkan walikota itu ada prosedurnya. Biarkan kami bekerja dulu di internal kami, tetapi tolong awasi kami,” katanya.

Menurutnya, pihak DPRD Palu tidak akan mengenal lagi yang namanya Festival Palu Nomoni.

“Saya selaku ketua DPRD Kota Palu dan in shaa Allah teman-teman anggota dewan lainnya bahwa tahun 2019 tidak ada lagi anggaran untuk Palu Nomoni,” kata Ishak yang disambut pekikan takbir Allahu Akbar.

Situasi sempat ricuh dimana massa memaksa merobek baliho dukungan DPRD Kota Palu terhadap pelaksanaan Festival Palu Nomoni yang terpajang di dekat pintu keluar gedung tersebut.

WhatsApp Image 2018-10-19 at 16.27.34
FOTO: ICHAL

Usai berorasi di gedung DPRD Kota Palu, massa kemudian bergerak ke Markas Korem 132/Tadulako di Jalan Jenderal Sudirman untuk menyatakan dukungannya terhadap jajaran TNI yang dengan kerja keras sigap membantu para korban gempa, khususnya soal pendistribusian logistik.

Tidak lama di markas korem, massa lalu berjalan kaki menuju kantor gubernur Sulteng Jalan Sam Ratulangi dan mereka diterima Kepala Badan Kesbangpol Sulteng Fahrudin Yambas mewakili Gubernur Longki Djanggola.

Di depan Fahrudin Yambas, Tezar, salah seorang orator menyampaikan empat alasan tuntutan massa yang menginginkan Hidayat dan Sigit Purnomo Said mundur dari jabatannya sebagai 01 dan 02 Pemerintah Kota Palu.

Empat alasan itu diantaranya adalah, program Palu Nomoni Walikota menimbulkan dampak distrust (ketidakpercayaan) di tengah masyarakat kota yang bertentangan dengan nilai religius.

Menurutnya, visi misi walikota secara keseluruhan tidak memberikan dampak signifikan dalam pembangunan ekonomi mikro di Kota Palu.

Ia menuturkan, walikota tidak hadir melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat yang terpapar langsung dampak pascagempa di wilayahnya.

Setelah puas berorasi di kantor gubernur, ribuan massa kemudian membubarkan diri dengan tertib di bawah pengawalan ketat dari aparat kepolisian.

Namun jika aksinya itu tidak segera dipenuhi, mereka berjanji mengerahkan massa yang lebih banyak lagi. HAL

Komentar