Sebulan Pascagempa, Ratusan Sekolah di Sigi Belum Aktif

WhatsApp Image 2018-10-28 at 19.01.23
SEJUMLAH personel TNI melakukan pembongkaran bangunan di Madrasah Aliyah Alkhairaat Biromaru, Sigi agar tidak membahayakan para murid dan warga sekitar. FOTO: IST

SultengTerkini.Com, SIGI– Gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala telah memporak-porandakan bangunan rumah, perkantoran dan fasilitas umum lainnya, termasuk bangunan sekolah.

Kerusakan ini telah menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi terhenti.

Menurut data Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Sektor Sigi yang telah disinkronkan dengan data dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, hingga 28 Oktober 2018, tercatat ada 10 dari 12 unit SMK sudah operasional.

Untuk SMA berjumlah 19 unit, yang sudah operasional atau aktif sebanyak 17 sekolah, sedangkan SMP berjumlah 65, sementara yang sudah operasional sebanyak 43 sekolah.

Sementara SD dari 266 sekolahan yang sudah operasional 186, PAUD dari 70 sekolahan seluruhnya belum aktif.

Penyebabnya belum aktifnya proses belajar mengajar akibat kondisi sekolah rusak dan membahayakan siapa saja yang berada di sekitarnya serta masih adanya trauma bila berada di dalam gedung sekolah.

Hal ini dialami juga oleh Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat di Jalan Pramuka Lorong Masjid An Nur Nomor 1, Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi, akibat goncangan gempa beberapa waktu lalu membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah lumpuh karena bangunan tidak bisa digunakan.

Hal ini disampaikan oleh Saumadin Wagiman, Kepala Madrasah Aliyah Alkhairaat Biromaru, Sigi dalam keterangan tertulisnya kepada media ini, Ahad (28/10/2018) malam.

Setelah didirikan tenda lapangan dari UNICEF untuk sekolah darurat oleh Yonzipur 8/SMG, kegiatan belajar sudah mulai berjalan.

Namun yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah area di sekitar bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa yang lalu menjadi berbahaya, karena material kayu, seng maupun dinding sewaktu-waktu bisa roboh.

Saumadin Wagiman sebagai kepala sekolah, meminta bantuan kepada TNI khususnya prajurit Yonzipur 8/SMG untuk merobohkan bangunan agar tidak membahayakan para murid dan warga sekitar.

Tim PRCPB Yonzipur 8/SMG berjumlah 15 orang dipimpin oleh Serda Ardit Ramadin melaksanakan  pembongkaran Madrasah Aliyah Alkhairaat. Kegiatan ini dilakukan dengan alat seadanya dan beberapa prajurit lainnya membantu mengangkat material bangunan yang masih bisa digunakan kembali.

Selain merobohkan bangunan, prajurit Yonzipur 8/SMG juga mendirikan tenda-tenda sebagai kelas darurat agar kegiatan belajar mengajar dapat dilanjutkan kembali.

Atas bantuan ini, Saumadin Wagiman selaku kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada tentara, khususnya Prajurit Yonzipur 8/SMG. CAL

Komentar