SultengTerkini.Com, JAKARTA– Black Box, demikian banyak orang menyebutnya. Selain para korban, perangkat ini adalah benda paling dicari bila terjadi kecelakaan pesawat, termasuk tentu tragedi Lion Air JT610. Namun meski sering mendengarnya, banyak orang yang tak benar-benar tahu seperti apa Black Box itu.
Black Box diburu karena perangkat tersebut menyimpan misteri yang bisa mengungkap penyebab kejadian kecelakaan. Black Box bisa menyimpan percakapan yang terjadi antara pilot kepada krunya atau menara pengawas.
Selain itu, Black Box juga bisa menyimpan berbagai informasi yang didapat dari banyak sensor di pesawat terkait masalah yang bisa jadi penyebab kecelakaan. Nantinya, informasi yang terekam di Black Box akan dijadikan petunjuk oleh pihak berwenang untuk mengungkap misteri penyebab kecelakaan.
Tapi selain hal itu, sebenarnya masih ada hal lain terkait Black Box yang jarang diketahui. Penasaran apa saja? Berikut ringkasannya seperti detikINET kutip dari ABC News.
1. Black Box tak berwarna hitam
Namanya memang Black Box, tapi aslinya perangkat ini tak memiliki warna hitam sama sekali. Warna perangkat Black Box itu adalah oranye. Tentu bukannya tanpa tujuan, pemilihan warna oranye ditentukan agar Black Box lebih mudah ditemukan karena warnanya yang mencolok.
2. Black Box punya dua bagian
Meski hadir dalam satu paket, Black Box sebenarnya punya dua bagian yang terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR). Seperti penjelasan di atas, masing-masing bagian punya tugasnya masing-masing.
FDR bertugas menyimpan data penerbangan, sedangkan VCR menyimpan percakapan antara pilot kepada krunya atau menara pengawas yang terekam selama beberapa waktu sebelum kecelakaan.
Black Box terbaru telah menggunakan memori jenis solid-state sebagai media penyimpanannya. Adapun kapasitas penyimpanannya bisa menampung sampai 700 parameter data penerbangan.
3. Asal Teknologi Black Box
Perusahaan pembuat pesawat terbang paling populer saat ini memang diisi oleh Boeing dan Airbus yang berkantor di Amerika Serikat dan Prancis. Tapi teknologi Black Box yang merupakan salah satu bagian penting sebuah pesawat juga ada yang berasal dari Australia.
Penciptanya bernama Dr David Warren yang pertama kali mendesainnya pada tahun 1950. Ia menciptakan Black Box karena terinspirasi dari kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa ayahnya pada tahun 1934 saat ia masih berusia 9 tahun.
Prototipe pertama Black Box dibuat tahun 1956 dengan nama ARL Flight Memori Unit. Namun ternyata butuh sekitar 5 tahun bagi Warren hingga Black Box buatannya baru dianggap penting oleh dunia penerbangan.
4. Pakar tak menyebutnya Black Box
Bila kalangan awam menyebutnya Black Box, lain lagi dengan para pakar. Mereka biasa menyebut Black Box dengan sebutan electronic flight data recorders.
Sejauh ini memang tak jelas siapa yang mengawali penggunaan nama Black Box pada perangkat tersebut. Spekulasi yang beredar, awal penyebutan Black Box berasal dari model pertamanya yang punya bagian dalam berwarna gelap.
Sementara spekulasi lainnya mengatakan, Black Box pertama kali dipopulerkan oleh seorang jurnalis yang mendeskripsikannya sebagai kotak hangus. Alasannya, karena perangkat Black Box kerap ditemukan dalam kondisi hangus setelah kecelakaan pesawat.
Dalam kotak hitam, tak cuma suara pilot yang akan terdengar, melainkan seluruh ruangan kokpit. Dengan demikian, tim penyelidik bisa mereka-reka seperti apa kejadian yang terjadi di kokpit menjelang kecelakaan terjadi.
5. Lewat sebulan, Black Box bakal sulit ditemukan
Agar lebih mudah ditemukan, Black Box juga telah dibekali pemancar dalam paketnya. Pemancar tersebut baru akan aktif bila Black Box terkena air.
Pemancar di Black Box sanggup bertahan hingga kedalaman laut mencapai 4 km. Setelah aktif, pemancarnya akan terus menerus mengirimkan sinyal per satu detik selama 30 hari penuh. Berarti bila setelah satu bulan tak ditemukan, Black Box bakal makin sulit ditemukan.
Pun demikian, sudah ada alat khusus yang bisa menemukan lokasi Black Box meski bila pemancarnya sudah tak aktif, bernama Towed Pinger Locator. Alat tersebut diklaim bisa mengenali Black Box meski di kedalaman laut hingga 20 ribu meter.
6. Tahan di kondisi ekstrim
Mengantisipasi lokasi berkondisi ekstrim, Black Box dibekali material titanium atau stainless steel yang dibuat dua lapis. Bagian yang melindungi komponen-komponen penting Black Box bahkan diklaim bisa tahan tekanan sampai 3.400G.
Material pelindung Black Box juga tahan ditimpa beban ratusan kilogram dari ketinggian 3 meter. Selain itu, pelindung Black Box juga tahan semburan api sampai ribuan derajat celcius. Ketahanannya terhadap panas juga dibuktikan dengan merebusnya di dalam tanki pesawat jet yang punya suhu luar biasa tinggi.
7. Black Box tak sepintar smartphone
Dengan kelebihan yang dimiliki, Black Box bisa dibilang sebagai salah satu perangkat canggih yang ada di dunia. Namun ternyata kecanggihannya tak lebih baik dari sebuah smartphone.
Sebuah smartphone, meski yang harganya cuma ratusan ribu rupiah, bisa diketahui lokasinya secara real time melalui teknologi GPS dan sambungan seluler. Faktanya, hal semacam itu malah sulit dilakukan pada Black Box.
Alasannya, Black Box butuh bandwidth super besar untuk mengirimkan informasi karena besarnya data yang disimpannya. Selain itu, kecepatan akses data di tiap negara juga berbeda-beda sehingga cara tersebut masih sulit diimplementasikan.
(sumber: detik.com)
Komentar