101 Prajurit Kostrad Ditarik dari Sulteng

WhatsApp Image 2018-11-02 at 13.46.39
101 prajurit Kostrad ditarik dari Sulawesi Tengah kembali ke induk satuannya, Jumat (2/11/2018). FOTO: IST

SultengTerkini.Com, PALU– Setelah bertugas kurang lebih satu bulan bergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi, sebanyak 101 prajurit TNI dari Divisi Infanteri 1 Kostrad (Divif-1/Kostrad) yang dipimpin oleh Mayor Ckm Nanang Setiaerwan akhirnya ditarik dari Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

101 prajurit Kostrad yang kembali ke induk satuannya, terdiri dari 49 personel Batalyon Kesehatan (Yonkes) 1 Kostrad, 32 personel Batalyon Perbekalan dan Angkutan (Yon Bekang) 1 Kostrad dan 20 personel Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9-1 Kostrad.

Jumat hari ini kembali ke Jakarta dengan menggunakan KRI Teluk Manado 537 embarkasi dari Dermaga Pantoloan, Kota Palu.

Panglima Kogasgabpad Mayjen TNI Tri Soewandono dalam pengarahannya saat melepas pasukan Divif-1/Kostrad di Lapangan Tenis Syaiful Anwar Markas Komando Resort Militer 132/Tadulako, Kota Palu, Jumat (2/11/2018), mengatakan, prajurit TNI dari Divif-1/Kostrad telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

“Tugas ini adalah tugas mulia untuk memulihkan situasi pasca terjadi bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi. Atas nama Kogasgabpad, saya mengucapkan terima kasih, pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat berharga,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Tri Soewandono mengatakan agar pelaksanaan bantuan selama ini dilakukan evaluasi, sehingga selalu siap apabila mendapatkan perintah untuk melaksanakan tugas bantuan bagi korban bencana alam lain.

“Pengalaman dalam pelaksanaan tugas jadikan bahan evaluasi untuk pelaksanaan tugas kedepan,” ucapnya.

Di akhir sambutannya, Panglima Kogasgabpad menyampaikan terima kasih kepada prajurit TNI yang telah melaksanakan tugas dengan baik dalam membantu masyarakat terkena dampak musibah bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulteng.

Bantuan itu dimulai dari evakuasi, pemberian pertolongan kesehatan, mendirikan tenda-tenda pengungsian, sarana mandi cuci kakus, dan pelayanan dapur umum, pelaksanaan trauma healing serta yang lainnya.

“Semuanya dikerjakan dengan rasa senang, tulus dan ikhlas. Semua yang dikerjakan prajurit adalah pengabdian kepada masyarakat, dan profesionalisme TNI untuk rakyat,” katanya dalam keterangan tertulisnya kepada SultengTerkini.Com, Jumat (2/11/2018). CAL

Komentar