PLN Didesak Bangun Sarana Penerangan di Pengungsian Donggala

WhatsApp Image 2018-11-10 at 09.04.28(1)
FORUM pertemuan reses Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Masykur di Posko Pengungsian Lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero, Kamis (8/11/2018). FOTO: IST

SultengTerkini.Com, DONGGALA– Ratusan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Lero dan Lero Tatari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga kini hidup di tenda pengungsian belum memiliki sarana penerangan listrik memadai. Satu-satunya sumber penerangan tempat pengungsian bersumber dari genset.

Hal tersebut diungkapkan warga dalam forum pertemuan reses Anggota DPRD Sulteng, Muhammad Masykur yang dilaksanakan di Posko Pengungsian Lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero, Kamis (8/11/2018).

Dalam pertemuan tersebut salah satu yang menjadi permasalahan warga di lokasi pengungsian belum adanya sarana penerangan listrik.

Sumber penerangan yang dimanfaatkan sebagai alat penerangan di setiap tenda dan musala darurat hanya dari genset.

Masykur menyampaikan semestinya tidak memadai lagi jika menggunakan genset. Beda halnya jika masih dalam kondisi darurat bencana, genset menjadi alat bantu utama penerangan.

“Namun saat ini kita di masa transisi darurat menuju pemulihan. Gubernur Sulawesi Tengah menetapkan status transisi darurat ke pemulihan gempa bumi, tsunami dan likuefaksi selama 60 hari terhitung mulai 27 Oktober hingga 25 Desember 2018,” katanya.

Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Gempabumi, Tsunami dan Likuefaksi di Sulteng ditetapkan berdasar Surat Keputusan Gubernur Sulteng No.466/425/BPBD/2018 pada 25/10/2018.

Sehingga menurut Masykur alangkah tidak elok jika warga di pusat pengungsian Desa Lero dibiarkan terus menerus hidup dalam suasana yang tidak ditopang sarana penerangan layak.

Sudahi kesusahan warga secara bertahap di tenda pengungsian. Pemerintah daerah dan PT PLN Cabang Palu diminta menjadi pelayan yang baik untuk dan atas nama pemenuhan hak warga, temasuk hak atas penerangan, kata Masykur.

Warga sudah susah dan menderita akibat bencana gempa dan tsunami, rumah hancur dan bahkan sebagian tidak memiliki rumah.

Makin dibuat susah karena setiap hari harus mengumpulkan uang untuk kebutuhan bahan bakar genset.

Sementara sumber penghasilan belum ada, terutama yang nelayan karena alat tangkap semua hilang disapu tsunami.

Oleh karenanya alangkah jauh lebih manusiawi jika beban tersebut dapat dikurangi jika PT PLN juga dapat hadir berbagi beban bersama warga korban. Data terkini tercatat sebanyak 300 KK pengungsi di Desa Lero dan 200 KK di Desa Lero Tatari. CAL

Komentar