SultengTerkini.Com, PALU– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya turun tangan mengatasi kelangkaan dan menghilangnya semen dari pasaran di Kota Palu pascagempa, likuefaksi serta tsunami di wilayahnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sulteng Arif Latjuba saat dikonfirmasi SultengTerkini.Com mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah mengantisipasi naiknya harga semen di Kota Palu dan sekitarnya.
Salah satu langkah antisipasi itu yakni dengan menggelar rapat bersama pihak Polda Sulteng diwakili Kasubdit Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kompol I Wayan Sudarmanta dan seluruh distributor semen di Kota Palu CV Garindo, PT Multi Guna Rejek serta CV Citra Mandiri Makmur bertempat di kantor Dinas Perindag Sulteng Jalan RA Kartini, Jumat (16/11/2018).
Dalam surat pernyataan bersama itu disebutkan bahwa distributor akan menjual semen ke pengecer atau toko dengan harga Rp 58.500-Rp 60.000 per sak dan selanjutnya pengecer atau toko menjual kepada konsumen seharga Rp 65.000 per sak.
Sesuai surat pernyataan para distributor semen menyatakan bahwa mulai Sabtu (17/11/2018) harga eceran tertinggi (HET) Semen Tonasa adalah Rp 65 ribu per sak, Tiga Roda Rp 65 ribu per sak dan Semen Bosowa Rp 68 ribu per sak.
Ia menegaskan, jika ada yang menjual semen di atas HET tersebut segera laporkan ke Satgas Polda Sulteng dengan menunjukkan nota pembelian sebagai bukti.
“Pokoknya bila para pengecer mengambil dari distributor dan menjual (semen) lebih dari HET, minta kuitansinya dan laporkan di Satgas Polda,” tegas orang pertama di Disperindag Sulteng itu.
Setiap distributor semen dan pengecer atau toko tunduk pada surat pernyataan itu, bila tidak maka akan ditindak tegas sesuai aturan undang-undang yang berlaku. SAH
Komentar