10 Jurnalis Asal Palu Ikuti Media Gathering BI Sulteng di Manado

WhatsApp Image 2018-11-22 at 19.29.16
10 jurnalis asal Kota Palu bersama Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Rivo Mandey berpose bersama dua redaktur Harian Manado Post. FOTO: IST

SultengTerkini.Com, MANADO– Para jurnalis di Indonesia harus menomorsatukan keakurasian berita dalam setiap karya jurnalistiknya. Akurasi sebuah informasi, bisa menjadi pembeda antara media massa dan media sosial (medsos) yang pada umumnya berisi informasi tak benar (hoax).

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, membuat para pegiat jurnalistik di Indonesia dihadapkan dengan informasi-informasi tak benar yang datangnya dari medsos.

Sebagian besar para pengguna medsos terkadang memiliki kemauan yang cukup besar untuk menyampaikan informasi yang diperolehnya.

Sayangnya, banyak dari informasi-informasi yang disampaikan tersebut tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.

Bahkan, ada orang tak bertanggung jawab yang sengaja membuat akun-akun media sosial hanya untuk menyampaikan hoax untuk mempengaruhi opini massa.

Editor Ekonomi Kompas.Com, Bambang P Jatmiko menuturkan, media massa yang ada saat ini tak lagi menjadi opinion leader dalam hal mempengaruhi massa.

Pembentukan opini masyarakat saat ini dengan mudah dilakukan oleh orang atau figur yang memiliki followers (pengikut) terbanyak di media sosial.

Berita buruknya, sebagian besar followers tersebut percaya begitu saja dengan informasi yang disampaikan oleh figur tersebut. Padahal, informasi yang disuguhkan itu belum tentu kebenarannya.

“Hoax sudah menjadi bagian dari hidup kita sekarang. Di media sosial, kita memperoleh banyak informasi-informasi dan penyampaiannya terkadang lebih cepat dari media massa. Bahkan yang terjadi kini, hoax sengaja diciptakan oleh orang yang berkepentingan dengannya,” jelas Bambang saat Media Gathering Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) di Manado, Kamis (22/11/2018).

Menurut Bambang, disinilah tantangan jurnalis dalam menghadapi fenomena tersebut.

Informasi yang disampaikan media massa, baik cetak, elektronik maupun media online, hendaknya merupakan informasi terverifikasi.

“Media massa dituntut untuk menjadi penunggang isu yang berkembang. Artinya, ketika ada informasi yang menjadi viral, para jurnalis harus memverifikasi kebenaran informasi itu dan menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada khalayak,” terang Bambang.

Senada disampaikan Redaktur Harian Manado Post, Chanly Mumu. Menurutnya, akurasi berita harus menjadi nomor satu. Akurasi, kata Chanly, adalah nafas jurnalistik.

“Keakuratan berita sangat besar efeknya bagi media massa, sehingga tetap mendapat kepercayaan masyarakat,” urainya.

Selain akurasi berita, lanjut Chanly, yang menjadi bagian penting bagi jurnalis adalah menjadikan pers sebagai media informasi, edukasi, hiburan, kontrol sosial dan lembaga ekonomi.

“Ada satu hal yang kami bangun di Manado Post yakni jurnalisme kebaikan. Disini, kami senantiasa membangkitkan semangat masyarakat, baik dari ekonomi maupun pembangunan. Ini penting karena media massa adalah pilar keempat pembangunan setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif,” kata Chanly didampingi Redaktur Harian Manado Post, Foggen Bulung.

Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Rivo Mandey mengatakan, Media Gathering Bank Indonesia 2018 dipusatkan di Kota Manado, Sulawesi Utara mulai 21 sampai 24 November 2018. Sebanyak 10 jurnalis Kota Palu diikutkan dalam kegiatan ini.

Intinya, kata Rivo, selain sebagai apresiasi Bank Indonesia Sulteng atas kerjasama yang terbangun baik selama ini, juga sebagai ajang peningkatan kapasitas jurnalis Kota Palu. Diharapkan dari kegiatan ini, terbentuk jurnalis-jurnalis yang lebih kompeten dan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

“Agenda kegiatan ini adalah mengunjungi dua media lokal Kota Manado serta kunjungan ke UMKM-UMKM di Kota Tomohon. Kami berharap kegiatan ini bisa menambah wawasan para jurnalis Kota Palu dan lebih profesional dalam berkarya,” singkat Rivo. GUS

Komentar