Dibantu BI, UKM Dewi Sundari di Manado Terkenal Sampai Papua

WhatsApp Image 2018-11-25 at 20.36.48
DEWI Sundari, pemilik UKM De Harvest memperlihatkan hasil produksinya. Produk makanan ringan De Harvest kini telah menembus pasar Pulau Jawa dan Papua. FOTO: AGUS PANCA SAPUTRA

SultengTerkini.Com, MANADO– Dewi Sundari tak menyangka, usaha kecil menengah (UKM) yang dirintisnya untuk mengisi waktu luang bisa melambungkan namanya.

Tak hanya di Sulawesi Utara, makanan ringan hasil olahan Dewi Sundari mampu menembus pasar pulau Jawa hingga ujung timur Indonesia, Papua.

Dewi Sundari berasal dari Jawa Timur. Sejak belasan tahun silam, ia menetap di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Kedatangannya ke Kota Kembang Tomohon bukanlah sebagai transmigran atau mengembangkan sayap usahanya.

Ia ditunjuk oleh pimpinan organisasinya untuk memimpin sebuah asrama sekolah Kristen di kota tersebut.

Di asrama itu, Dewi Sundari menata asramanya dan mendidik muridnya tentang agama.

“Sampai saat ini saya masih sebagai kepala asrama,” ujar Dewi Sundari kepada Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah (Sulteng), Rivo Mandey serta 10 jurnalis Kota Palu, Jumat (23/11/2018) di Tomohon.

Asrama sekolah Kristen yang dipimpin Dewi Sundari bernama Harvest. Terdapat ratusan siswa yang menuntut ilmu di sekolah ini.

Dalam menuntut ilmu, para siswa diharuskan tinggal di asrama tersebut dan diizinkan untuk kembali ke rumahnya ketika liburan.

Rencana Tuhan berjalan ketika memasuki masa liburan. Sejumlah siswa di sekolah tersebut tak bisa kembali ke rumahnya karena satu alasan; tak punya uang.

Melihat fenomena ini, Dewi Sundari kemudian memutuskan membuka usaha kecil bersama siswanya. Tujuannya hanya satu; hasil usaha akan digunakan sebagai biaya perjalanan siswa untuk bertemu keluarga di rumah mereka.

Dewi Sundari bersama siswa lantas membuat olahan makanan ringan yang bahan bakunya mudah diperoleh.

Kebetulan, mayoritas masyarakat Kota Tomohon adalah petani yang sebagian besarnya menanam sayur-sayuran, kacang tanah hingga jagung.

Memanfaatkan hasil panen petani setempat, Dewi Sundari kemudian membuat makanan olahan seperti Kacang Kawangkoang, stik sayur atau keripik pisang. Rencananya, makanan olahan ini akan dititip di kios-kios di Kota Tomohon.

Ternyata, antusiasme warga Kota Tomohon terhadap produk buatan Dewi Sundari cukup besar. Produk UKM Dewi Sundari pun laris manis di pasaran.

Agar produk UKM-nya terkenal, Dewi Sundari menggunakan namanya sendiri dan nama asramanya sebagai nama produk makanan ringannya yakni De Harvest.

De adalah singkatan nama Dewi dan Harvest adalah nama asrama yang dipimpinnya.

Tak berhenti disitu, Dewi Sundari juga membuat inovasi usaha. Produk makanan ringan yang selama ini berbahan baku sayur-sayuran atau hasil panen petani, kemudian dikembangkan dengan produksi ikan olahan. Sayangnya, Kota Tomohon terletak di pegunungan dan jauh dari laut. Dengan begitu, Dewi Sundari harus memesan ikan dari Kota Bitung yang jaraknya sekitar empat jam perjalanan darat dari Kota Tomohon.

Ikan tersebut dibeli langsung dari pabrik untuk menjaga mutu produk UKM-nya.

Kini usaha De Harvest yang dimiliki Dewi Sundari telah berkembang pesat. Ia mampu memperoleh omset hingga Rp 60 juta per bulan.

Dewi Sundari mengatakan, usaha yang dirintisnya bisa berkembang pesat berkat bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara.

Meski tak dibekali dengan modal usaha, namun Dewi mengaku memperoleh banyak ilmu pengembangan usaha dari BI.

“Bank Indonesia tidak membantu kami dengan uang, tapi dengan pelatihan-pelatihan pengembangan usaha,” jelasnya.

Menurut Dewi Sundari, pelatihan-pelatihan yang diberikan Bank Indonesia Sulawesi Utara sangat berpengaruh besar dalam peningkatan usahanya.

Ia mengaku, sebelum dilatih BI, omzet usahanya sebesar Rp 200 ribu per Minggu. Kini, bekal ilmu dari Bank Indonesia, Dewi berhasil menembus omset Rp 60 juta per bulan.
Bahkan, produk usahanya digemari masyarakat Pulau Jawa hingga Papua.

“Saya juga diajari tentang penjualan sistem online. Dari sinilah, produk saya bisa dinikmati warga Jawa dan Papua,” tuturnya.

Dengan pelatihan-pelatihan itu, Dewi juga kerap mengikuti pameran-pameran UMKM, baik yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulawesi Utara maupun yang diselenggarakan Pemerintah Kota Tomohon dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Pameran UMKM itu, lanjut Dewi, juga melambungkan nama usahanya di mata masyarakat.

Meski dianggap sebagai pelaku UKM yang berhasil, Dewi Sundari tak berpuas diri. Ia kerap turun ke desa-desa untuk mengajak masyarakat setempat berwirausaha.

Dewi mengaku senang apabila banyak masyarakat yang mengikuti jejaknya.

“Saya mengajarkan ilmu saya ke masyarakat. Tidak apa-apa kalau saingan nanti jadi banyak. Saya akan akan bermain di inovasi produk saja,” ujar Dewi Sundari.

Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Rivo Mandey mengatakan, pihaknya sengaja mengajak para jurnalis berkunjung langsung ke pelaku UKM sukses di Sulawesi Utara, sehingga bisa menjadi motivasi masyarakat Sulawesi Tengah.

“Saya berharap teman-teman wartawan bisa menginformasikan tentang keberhasilan UKM di Manado ini supaya diikuti oleh pelaku-pelaku UKM di Sulawesi Tengah. Harapan kami di Bank Indonesia, tumbuh wirausahawan- wirausahawan baru dan sukses di Kota Palu dan Sulawesi Tengah pada umumnya,” pungkas Rivo Mandey. GUS

Komentar