Perubahan Iklim Bukan Hanya Disosialisasikan ke Petani Saja, Masyarakat Awam juga Harus Tahu

IMG-4684
Wenas Ganda Kurnia

Dilihat dari mata pencaharian, petani masih menjadi kelompok terbesar dari masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, selama tahun 2017 jumlah tenaga kerja pertanian diperkirakan mencapai sekitar 42.8 juta orang.

OLEH: WENAS GANDA KURNIA*)

Dari jumlah itu sekitar 40 persen tergolong tidak mampu. Dengan fakta tersebut, jelas bahwa apapun yang terjadi di sektor pertanian akan mempunyai dampak besar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

TERGANTUNG KONDISI IKLIM DAN CUACA

Sebagaimana diketahui, kegiatan pertanian merupakan upaya pemanfaatan sumber daya alam yang sangat erat keterkaitannya dengan kondisi iklim dan cuaca.

Kegiatan pengolahan tanah dan persemaian benih padi misalnya, terutama pada petani yang mengusahakan sawah tadah hujan, baru akan dilakukan bila curah hujan sudah mencukupi, sehingga tanah dapat diolah dengan bantuan berbagai alat dan benih agar mampu tumbuh dengan baik.

Kondisi ini menyebabkan siklus kehidupan petani sangat tergantung dari kondisi iklim dan cuaca. Selama ini mereka sudah mengatur “jadwal kehidupannya” sesuai siklus iklim selama setahun.

CONTOH KASUS

Petani Tasikmalaya dan Garut misalnya, akan meninggalkan kampung halamannya begitu tanaman padi sudah selesai ditanam.

Mereka lalu mengadu nasib di kota besar seperti Jakarta dengan berbagai kegiatan informal dan baru pulang lagi bila musim panen telah tiba.

Perubahan iklim yang ditandai antara lain oleh pergeseran awal musim hujan, secara langsung akan mempengaruhi siklus kehidupan petani.

Awal kegiatan tanam akan bergeser sehingga akan menggeser siklus mereka dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dari usaha non-pertanian. Maklum, mereka semakin sulit mengandalkan hidupnya dari lahan yang semakin terbatas luasannya.

Belum lagi berbagai perubahan dari curah hujan dan lama hari hujan yang berpengaruh secara langsung terhadap kondisi pertanaman, sehingga dalam banyak kasus mengancam keberlanjutan usaha tani yang diusahakan.

Bila demikian adanya, maka jelas perubahan iklim akan berpengaruh secara nyata pada kehidupan petani.

Berdasarkan kenyataan di atas, pemahaman tentang kejadian perubahan iklim menjadi penting sekali bagi petani.

PEMAHAMAN  DAN INOVASI

Melalui pemahaman tentang perubahan iklim yang terjadi maka mereka akan siap menghadapinya dengan melakukan berbagai penyesuaian terhadap “jadwal kehidupannya” dan berupaya mencari inovasi untuk dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru.

Istilah perubahan iklim sebenarnya sudah lama. Namun tidak semua kalangan masyarakat memahami dengan benar hal-hal yang berkaitan dengan perubahan iklim.

SOSIALISASI PERLU DILAKUKAN

Sosialisasi mengenai perubahan iklim perlu dilakukan lebih banyak lagi kepada masyarakat luas, tidak hanya pada akademisi dan petani, namun juga masyarakat awam.

Masyarakat perlu diperkenalkan pengertian cuaca, iklim, perubahan iklim, dampak-dampak yang mungkin terjadi, serta tindakan mitigasinya.

Dengan demikian masyarakat menjadi lebih peduli dengan kondisi yang terjadi di sekitarnya, terutama lingkungan terdekatnya.

MASYARAKAT HARUS PEDULI

Kepedulian masyarakat akan sangat membantu keberhasilan program konservasi lingkungan hidup. Selain itu, masyarakat menjadi lebih siap jika terjadi bencana alam atau kejadian cuaca ekstrem. Masyarakat tidak hanya peduli setelah terkena bencana alam, tetapi juga sebelum kejadian.

*) Penulis adalah seorang Prakirawan BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Palu

Komentar