SultengTerkini.Com, PALU– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengeluarkan data inflasi selama November 2018 sebesar 0,83 persen (month to month/mtm).
Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar mengatakan, hal itu dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok perumahan, air, listrik, listrik dan bahan bakar.
Ia mengatakan, pada bulan yang sama, inflasi year on year tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 11,25 persen.
Namun, inflasi Kota Palu 0,85 persen itu berasal dari andil kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,532 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,257 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,035 persen, kelompok sandang sebesar 0,006 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,002 persen.
Sementara kelompok pengeluaran bahan makanan memberikan andil negatif terhadap inflasi sebesar 0,014 persen.
“IHK pada bulan November memang mengalami kenaikan yakni inflasi sebesar 0,83% mtm,” ujarnya kepada sejumlah jurnalis saat jumpa pers di kantornya, Senin (3/12/2018).
BPS mencatat dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen, sebanyak 70 kota mengalami inflasi, sedangkan 12 kota mengalami deflasi.
Ia merincikan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,05 persen dan inflasi terendah di Kota Balikpapan sebesar 0,01 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 0,64 persen dan terendah di Kota Pangkal Pinang dan Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.
Sementara 12 kota yang mengalami deflasi diantaranya tertinggi di Kota Medan 0,64 persen diikuti Tanjung Pandan 0,38 persen, Singkawang 0,35 persen, Sibolga 0,28 persen dan kota-kota lainnya di bawah 0,25 persen.
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), selama November 2018 tercatat 16 kota mengalami inflasi dan 2 kota lainnya mengalami deflasi. SAH
Komentar