SultengTerkini.Com, JAKARTA– Polisi menemukan bom hingga amunisi senjata api dalam perburuan mengejar Ali Kalora cs, mantan anak buah pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Santoso.
Benda-benda tersebut ditemukan di sekitar lokasi penemuan tubuh penambang emas tradisional, A (34), yang diduga dibunuh kelompok tersebut.
“Tiga buah bom lontong, satu buah teropong siang, tiga buah sendok makan, tiga toples plastik kecil berisikan sembilan biji buah kurma dicampur kue, dua amunisi aktif kaliber 5,56, tujuh selongsong amunisi kaliber 5,56,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/1/2019).
Selain itu, polisi juga menemukan sepotong baju serta sebo warna hitam, tiga botol air mineral, empat jeriken kapasitas 2 liter yang sudah kosong dan sepeda motor yang digunakan Bripka Andrew Maha Putra serta Bripda Baso berboncengan.
“Diketemukan di daerah gunung sekitar desa yang menjadi tempat kejadian perkara, sekitar lokasi anggota menemukan tubuh korban pembunuhan,” ujar Dedi.
Dedi menerangkan perburuan ini dilakukan tiga pleton polisi. Pengejaran dilakukan sejak pukul 14.30 Wita hingga 19.11 Wita, Senin (31/12).
Dalam kasus ini, kelompok Ali Kalora menyerang polisi dari atas lereng gunung di sekitar Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), pukul 08.00 Wita, Senin kemarin.
Saat kejadian, polisi baru saja selesai melakukan olah TKP kasus pembunuhan disertai mutilasi yang diduga juga dilakukan Ali Kalora cs dan sedang mengevakuasi jasad korban pembunuhan untuk di bawa ke rumah sakit.
Dua polisi yang terkena luka tembak adalah anggota Intel Resmob Satgas 3 Tinombala Bripka Andrew Maha Putra dan anggota Satuan Intelkam Polres Parimo Bripda Baso. Keduanya selamat dan sedang menjalani perawatan di RS Bhayangkara Palu saat ini.
(sumber: detik.com)
Komentar