Beroperasi 15 November 2018, RSA Nusa Waluya II Palu Sudah Layani 4.000 Pasien

photo6170154119583606858
GUBERNUR Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengunjungi Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II di Pantoloan Kota Palu, Selasa (8/1/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Kehadiran Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II di Kota Palu untuk misi pemulihan pasca bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) mendapat kunjungan Gubernur Longki Djanggola pada Selasa (8/1/2019) di Pelabuhan Pantoloan.

RSA Nusa Waluya II merupakan Rumah Sakit Apung Tongkang pertama di Indonesia bahkan di dunia.

Gubernur Longki pun melihat secara langsung pelayanan medis yang dilakukan di atas kapal RSA Nusa Waluya II.

Gubernur yang mendapat penjelasan dari Kepala Program RSA Nusa Waluya II dr Yulia, RSA yang berlabuh di Pelabuhan Pantoloan sejak 15 November 2018 pascagempa dan tsunami telah melayani hampir 4.000 pasien dari poli umum, poli bedah, poli kandungan, poli gigi, pasien instalasi gawat darurat dan juga telah melayani pasien operasi minor maupun mayor serta ibu melahirkan.

Tenaga relawan medis maupun non medis juga dokter spesialis turut membantu pemulihan kesehatan di RSA Nusa Waluya II berlangsung setiap hari Senin-Sabtu.

“Saya sangat terharu, kagum dengan kehadiran RSA Nusa Waluya II. Terima kasih yang luar biasa kepada dr Lee Dharmawan,” kata gubernur kepada Owner RSA Nusa Waluya II dan Yayasan Doktor Share Indonesia karena telah memberikan dukungan dalam bidang pelayanan kesehatan di Kota Palu, khususnya kepada korban bencana gempa bumi dan tsunami.

Gubernur juga menyetujui pasien tanpa rujukan dapat langsung ke RSA.

“Saya bertanggung jawab dalam keadaan darurat dibenarkan pasien untuk langsung ke RSA Nusa Waluya II,” katanya.

“Mudah-mudahan dengan adanya kunjungan pelayanan RSA Nusa Waluya II di Sulawesi Tengah dapat memotivasi tenaga-tenaga yang ada di daerah seperti di Banggai Kepulauan dan Banggai Laut yang  sebelumnya memiliki puskesmas keliling yang standar, tetapi belum berfungsi dengan baik, karena tenaga kesehatan yang ada masih belum berani naik motor laut pergi mengunjungi pasien,” pungkas Gubernur Longki Djanggola. CAL

Komentar