SultengTerkini.Com, CHRISTCHURCH– Salah satu pelaku penembakan brutal di dua masjid di New Zealand (Selandia Baru), Brenton Tarrant (28), menuliskan nama sejumlah orang di senjatanya. Apa artinya?
Dilansir dari Metro.co.uk, Sabtu (16/3/2019), Brenton Tarrant menuliskan sejumlah nama pelaku pembunuhan massal di masa lalu, dilengkapi di mana kota lokasi pembunuhan tersebut.
Metro melaporkan, melalui akun Twitter @BrentonTarrant yang kini telah di-blokir, Tarrant sempat memposting sejumlah foto dan juga live videonya saat peristiwa. Tampak nama-nama bertuliskan tulisan ‘tinta’ warna putih di sekujur senjatanya. Selain nama dan lokasi, Tarrant juga menyertakan pesan-pesan rasis.
Beberapa nama yang dia tulis di senjatanya antara lain:
1. Wina 1683 – Pertempuran Wina antara orang Kristen dan Turki
2. Feliks Kazimierz Potocki – seorang pemimpin militer Polandia yang secara teratur berperang melawan Tatar dan Turki
3. Josué Estébanez – seorang korban pembunuhan Spanyol
4. Acre 1189 – Pengepungan Acre ketika Raja Guy dari Yerusalem bentrok dengan Saladin, pemimpin Muslim di Suriah dan Mesir
5. Iosif Gurko – marhsal lapangan Rusia selama Perang Rusia-Turki
6. Sigismund dari Luksemburg – Emporer Romawi, Raja Hongaria, Kroasia, Jerman, Bohemia, dan Italia pada pergantian abad ke-15
7. Sebastiano Venier – pemimpin dalam Pertempuran Lepanto melawan Turki pada 1571
8. Marcantonio Colonna – Laksamana armada Kepausan di Pertempuran Lepanto
9. Khotyn 1621 – pertempuran di mana Polandia menahan Turki
10. Vac 1684 – pertempuran antara Kekaisaran Ottoman dan Kekaisaran Romawi Suci
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengecam keras penembakan brutal di dua masjid yang ada di Christchurch yang menewaskan total 49 orang. Dengan tegas, PM Adern menyebut penembakan brutal ini sebagai serangan teroris.
“Sudah jelas bahwa ini sekarang hanya bisa disebut sebagai sebuah serangan teroris,” ucap PM Ardern dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2019).
Disebutkan PM Ardern bahwa serangan ini tampaknya direncanakan dengan matang. Dia juga menyebut bahwa Selandia Baru dipilih sebagai lokasi serangan karena nilai-nilai multikulturalnya yang kuat.
TARRANT BERTANGGUNG JAWAB
Sementara itu, Kepolisian Selandia Baru (New Zealand) meyakini satu tersangka bertanggung jawab atas serangan teroris mematikan di dua masjid yang ada di kota Christchurch. Aksi keji tersangka yang menewaskan 49 orang itu dilakukan dalam kurun waktu 36 menit.
Seperti dilansir media lokal Selandia Baru, The New Zealand Herald, Sabtu (16/3/2019), tersangka yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant, seorang warga Australia, telah ditangkap otoritas setempat. Pada Sabtu (16/3) ini, Tarrant dihadirkan dalam persidangan untuk didakwa atas pidana pembunuhan.
Dalam keterangan terbaru, Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, mengungkapkan bahwa Tarrant bertanggung jawab atas dua penembakan brutal di Masjid Al Noor di Deans Ave dan di sebuah masjid di Linwood Ave, pada Jumat (15/3) waktu setempat.
Kedua masjid diketahui hanya berjarak 7 menit jika ditempuh dengan mobil.
Disebutkan Bush bahwa Tarrant tidak mau bekerja sama saat akan ditangkap polisi. Dia sampai harus diseret keluar mobil oleh dua polisi bersenjata yang menangkapnya pada Jumat (15/3) waktu setempat.
Bush menyatakan Tarrant dibekuk sekitar 36 menit usai penembakan pertama terjadi di Masjid Al Noor. Dia memuji keberanian para polisi yang berhasil menangkap Tarrant dengan cepat.
Selain Tarrant, sebelumnya ada tiga orang lainnya — dua pria dan satu wanita — yang ditangkap terkait penembakan brutal, yang disebut sebagai serangan teroris oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern. Satu orang di antaranya telah dibebaskan. Menurut CNN, orang yang dibebaskan itu merupakan seorang warga yang ingin membawa pulang anak mereka usai teror terjadi, namun membawa senjata api.
Dua orang lainnya, sebut Bush, masih dalam penyelidikan. Bush menyebut dua orang yang masih ditahan itu bisa dijerat dakwaan pidana terkait penembakan brutal tersebut. Identitas keduanya tidak diungkap ke publik.
Lebih lanjut, Bush mengonfirmasi bahwa korban tewas termuda dalam serangan teroris ini merupakan seorang anak-anak. Namun dia menolak menyebut usianya.
Jumlah korban tewas sejauh ini dilaporkan mencapai 49 orang dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka. Otoritas setempat memperkirakan jumlah itu masih bisa bertambah.
Disebutkan The New Zealand Herald bahwa satu korban luka-luka yang kritis di rumah sakit, akan menjalani operasi selama 6,5 jam pada siang ini. Disebutkan bahwa korban terkena banyak tembakan di tubuhnya.
(sumber: detik.com)
Komentar