SultengTerkini.Com, PALU– Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat selama April 2019, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0, 72 persen. Hal itu dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,18 persen dan 5,55 persen.
Demikian kata Kepala BPS Sulteng melalui Kepala Bidang Statistik Distribusi GA Nasser saat menggelar siaran pers di kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Kamis (2/5/2019).
Menurutnya, selain itu dipengaruhi juga oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (2,48 persen), sandang (0,41 persen), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,07 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,01 persen).
Pada periode yang sama, inflasi year on year (yoy) Kota Palu mencapai 5,59 persen.
Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok makanan sebesar 3,20 persen komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen.
“Sedangkan kelompok sandang mengalami kenaikan indeks terendah sebesar 1,28 persen,” katanya.
Ia mengatakan, inflasi Kota Palu sebesar 0,72 persen disumbangkan oleh andil negatif kelompok pengeluaran bahan makanan dan kesehatan masing-masing sebesar 0,93 persen dan 0,01 persen.
Sementara kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan menyumbangkan andil sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil di bawah 0, 32 persen.
Ia menambahkan, beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain, tarif angkutan udara (0,45 persen), cabai rawit (0,04 persen), ikan teri (0,03 persen), ayam hidup (0,03 persen), keramik (0,02 persen).
Kemudian, bawang merah (0,01 persen), nangka muda (0,01 persen), seng (0,01 persen), sabun detergen (0,01 persen) dan kacang panjang (0,01 persen).
“Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain ikan selar (0,26 persen), ikan ekor kuning (0,16 persen), ikan layang (0,14 persen), ikan cakalang (0,09 persen), ikan mujair (0,07 persen), jeruk nipis (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), kangkung (0,04 persen), tomat buah (0,04 persen), dan beras (0,04 persen),” katanya.
Dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, sebanyak 77 kota mengalami inflasi dan lima kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 1,30 persen dan terendah di Kota Pare-Pare sebesar 0,03. SAH
Komentar