SultengTerkini.Com, PALU– Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada triwulan I-2019 bertumbuh sebesar 6,77 persen dibandingkan triwulan I-2018. Hal itu diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 38,95 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp26,27 triliun.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng Faizal Anwar kepada sejumlah jurnalis di kantornya, Senin (6/5/2019).
Ia mengatakan, ekonomi Provinsi Sulteng triwulan I-2019 tumbuh 6,77 persen, lebih cepat dibanding triwulan I-2018 (y-on-y) sebesar 6,63 persen dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 17,50 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 36,25 persen.
Faizal Anwar mengatakan, ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan I-2019 juga mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) 0,99 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Dari sisi produksi, kontraksi terbesar terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar 16,78 persen. Sedangkan, dari sisi pengeluaran, kontraksi terbesar terjadi pada komponen perubahan inventori sebesar 237,10 persen.
Secara parsial, pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) triwulan I-2019 tumbuh sebesar 1,31 persen (y-on-y) dengan pertumbuhan tertinggi di Provinsi Sulteng.
Ia menjelaskan, walaupun sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, terdapat beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi diantaranya yaitu lapangan usaha konstruksi (16,78 persen), administrasi pemerintahan.
“Kemudian, pertahanan dan jaminan sosial (14,21 persen), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (6,16 persen), real estate (4,59 persen), dan Transportasi dan Perdagangan (3,23 persen),” tutur Faizal Anwar.
Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 8,44 persen, diikuti peningkatan pada lapangan usaha pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang yang tumbuh 5,21 persen, serta lapangan usaha pengadaan. SAH
Komentar