Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Palu Diduga Dijual ke Luar Sulteng

Gas-Elpiji
ILUSTRASI FOTO: JURNALPUBLIK

SultengTerkini.Com, PALU– Memasuki hari kedua puasa, warga Kota Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng) mulai mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon.

Padahal, masyarakat masih sangat membutuhkan gas melon untuk keperluan memasak selama Ramadan.

Asisten Administrasi Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Sulteng, Bunga Elim Somba menduga kelangkaan tersebut disebabkan gas melon diperjualbelikan ke luar wilayahnya.

“Kalau dilihat dari kuota gas melon untuk Sulteng, sudah cukup sekali. Anehnya kok langka ya,” katanya saat menyampaikan laporan kepada Gubernur Sulteng, Longki Djanggola di ruang kerja gubernur, Selasa (7/5/2019).

Gas melon itu diperjualbelikan hingga ke Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan Gorontalo dengan harga jauh lebih mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 16.500.

Cara penyalurannya kata Elim, yakni melalui jalur darat di daerah perbatasan Sulbar dan Gorontalo.

“Kalau mau lihat apakah gas itu dari Sulteng atau tidak, lihat saja kondom yang menutupi mulut gas, telah dipasangi merek masing-masing agen,” ungkapnya.

Selain penjualan, kelangkaan tersebut juga disebabkan masyarakat tergolong mampu memakai gas melon untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, gas tersebut diperuntukkan bagi keluarga tidak mampu atau miskin.

Belum lagi kata Elim, aksi curang para agen yang menjual gas 3 kg kepada para pedagang juga masih terus terjadi.

“Biasanya pedagang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Adminisrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemerinta Provinsi Sulteng, Richard Armando menambahkan, adanya kesalahan distribusi dari penyuplai ke pangkalan resmi.

Kesalahan yang dimaksud adalah gas elpiji dari pangkalan tidak langsung sampai ke masyarakat, akan tetapi dibeli para pegadang kios lalu dijual kembali.

“Harganya tidak sesuai dengan ketentuan dan harus ditindaki,” tegasnya. MAD

Komentar