Upacara Harkitnas ke 111, Gubernur Sulteng Imbau Jauhi Permusuhan dan Kebencian

WhatsApp Image 2019-05-20 at 08.53.16
GUBERNUR Sulawesi Tengah Longki Djanggola selaku inspektur upacara upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 111 bertempat di halaman kantor gubernur, Senin (20/5/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Sumpah palapa merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Wilayah nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.

“Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke 111, 20 Mei 2019, kali ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks sumpah palapa tersebut. Kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita. Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita,” demikian sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara pada upacara Peringatan Harkitnas ke 111 yang dibacakan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola selaku inspektur upacara bertempat di halaman kantor gubernur, Senin (20/5/2019).

“Alhamdulillah, sampai sekarang ini tahap-tahap pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif berlangsung dengan lancar,” katanya.

Menurutnya, kelancaran ini juga berkat pengorbanan banyak saudara-saudara yang menjadi anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara, bahkan berupa pengorbanan nyawa.

Sungguh mulia perjuangan mereka untuk menjaga kelancaran dan kejujuran proses pemilu ini.

“Sambil mengirim doa bagi ketenangan jiwa para pahlawan demokrasi tersebut, alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasih atas pengorbanan mereka dengan bersama-sama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh undang-undang, dalam waktu yang tidak lama lagi,” tuturnya.

Gubernur menambahkan, lebih satu abad menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo.

Apalagi peringatan hari kebangkitan nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan. Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah.

“Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, kita bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita,” ujarnya. CAL

Komentar