PPI Sulteng Sebut Penyebar Hoax Soal People Power Tak Bermartabat

WhatsApp Image 2019-05-20 at 22.33.58
Syarif Abdullah H Harun

SultengTerkini.Com, PALU– Berita palsu atau hoax yang dialamatkan kepada Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola mulai santer dibicarakan kalangan aktivis, salah satunya Pimpinan Daerah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Sulteng.

Pasalnya, hoax tersebut bukan hanya mencoreng nama baik sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Sulteng, tetapi juga sebagai Gubernur Sulteng.

Ketua PPI Sulteng, Syarif Abdullah H Harun menilai perbuatan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab sebagai tindakan tidak bermartabat dan beretika.

“Ada oknum tak bertanggung jawab sengaja menyudutkan bapak Longki Djanggola,” katanya saat dihubungi media ini, Selasa (21/5/2019).

Bahkan, berita bohong yang menerpa orang pertama di Pemerintahan Provinsi Sulteng itu telah direncanakan atau diorganisasi secara berkala dan rapi oleh oknum tertentu.

Mestinya, kata Syarif semua pihak harus terus mendukung upaya dan kerja keras Pemerintah Provinsi Sulteng untuk membangun dan menata kembali Kota Palu dan sekitarnya, khususnya yang terdampak bencana.

“Apalagi di momentum Ramadan, harusnya menebar kebaikan, bukan menebarkan keburukan,” jelasnya.

Kalaupun ingin mengeluarkan kritikan katanya, seyogyanya disampaikan dengan baik dengan dilandasi moralitas dan bukan malah bertindak di luar moral dan hukum yang berlaku.

Apalagi katanya harus menggunakan cara membuat dan menyebarkan berita bohong, sudah termasuk perbuatan di luar moral sebagai warga Sulteng.

Padahal kata Syarif, Sulteng dikenal dengan keragaman yang harmonis dalam kebersamaan serta persaudaraan.

“Semua pihak harus menawarkan solusi cerdas untuk kemajuan masyarakat Sulawesi Tengah yang berdaya saing, bukan dengan cara-cara tidak beretika seperti ini,” ujarnya.

Demi mengantisipasi adanya berita bohong selanjutnya, Sekretaris Umum PPI Sulteng, Muhammad Rafiq mengajak kepada masyarakat agar lebih jeli dan teliti menerima informasi atau berita apapun dari media sosial, sehingga tidak ada lagi pihak yang dirugikan.

“Masyarakat patut waspada, harus teliti melihat dan mencerna pemberitaan atau isu yang berkembang agar tidak merugikan pihak lain,” ujarnya. MAD

Komentar