Upacara Sambut Harganas, Pegawai BKKBN Sulteng Kenakan Pakaian Adat

WhatsApp Image 2019-06-28 at 15.12.58
SEKRETARIS Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Mohammad Hidayat Lamakarate memimpin upacara sambut peringatan Hari Keluarga Nasional dengan mengenakan pakaian adat di halaman kantor BKKBN Sulteng, Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Jumat (28/6/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) menjadi sangat penting dan strategis, mengingat peran keluarga sebagai pilar utama dalam pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Tahun 2019 ini merupakan Harganas ke XXVI yang memiliki semangat untuk meraih Indonesia emas tahun 2045.

Dalam rangka peringatan Harganas XXVI tahun 2019 3 Juli 2019 mendatang, BKKBN Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) menyelenggarakan upacara bendera yang diikuti oleh seluruh pimpinan dan pegawainya dan instansi terkait dengan mengenakan pakaian adat berbagai daerah di halaman kantornya Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Jumat (28/6/2019).

Peringatan Harganas tahun ini puncak peringatannya akan diselenggarakan di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada 3 Juli 2019 mendatang.

Sekretaris Provinsi Sulteng Mohammad Hidayat Lamakarate dalam pidatonya saat menjadi inspektur upacara mengatakan, terkait program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), harus memiliki konsep-konsep lebih mendasar yang bisa meyakinkan mitra kerja, stakeholder lain dengan berdasar data-data riil di lapangan.

Selain itu bila 30-40 tahun yang lalu program KB bisa berhasil menekan dan bisa mengendalikan lebih kurang 100 juta jiwa, lalu konsep apa yang ingin dibawa di era bonus demografi yang saat ini karena akan menyongsong Indonesia emas tahun 2045.

Ia mengatakan, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 walaupun kewenangan jelas sudah terbagi dengan pemerintah daerah, baik BKKBN maupun provinsi harus mengawal program KKBPK sampai pemerintah daerah siap menjalankan kewenangan tersebut.

Disamping itu pengelolaan tenaga penyuluh lapangan keluarga berencana dan petugas keluarga berencana harus mendapat penanganan khusus dari semua pihak.

Menurutnya, Kampung KB yang sudah dibentuk dan dicanangkan belum maksimal dan belum ada kegiatan yang nyata dari sektor terkait.

Kampung KB pada dasarnya merupakan upaya program pengelolaan kualitas sumber daya manusia di kampung KB tersebut.

Selain itu, ia pun berharap kedepan, slogan kampung KB dibuat slogan seperti harganas saat ini. Menurut Hidayat, kampung KB bukan hanya milik BKKBN. Sekprov juga mengapresiasi pelaksanaan upacara yang digelar.

Menurutnya, BKKBN ialah instansi pertama yang berhasil melaksanakan upacara dengan menggunakan pakaian adat.

“Ditempat ini kita bangga bisa menunjukkan nasionalisme kita, kebersamaan kita. Artinya, persamaan itu ternyata menjadi lebih baik daripada kita selalu berbeda. Walaupun hari ini kita menggunakan pakaian adat yang berbeda-beda, namun sesungguhnya hal ini menunjukkan bahwa dalam keseharian kita tidak pernah berbeda karena kita bekerja dalam satu kesatuan,” katanya. CAL

Komentar