JMK-Oxfam Bantu 188.655 Warga Terdampak Gempa Sulteng

WhatsApp Image 2019-07-10 at 16.26.02
PULUHAN jurnalis mengikuti Media Gathering yang digelar JMK-Oxfam di sebuah kafe Jalan RA Kartini, Kota Palu, Rabu (10/7/2019). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Hampir genap satu tahun Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK)-Oxfam terlibat dan turun langsung membantu sebanyak 188.655 warga terdampak gempa di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Beragam bantuan serta dukungan yang terus berdatangan menjadi asa yang terus menghidupkan semangat masyarakat terdampak gempa dahsyat tersebut.

Respon sistematis terhadap bencana, diperlukan baik melalui disaster preparedness, tahap emergency ketika bencana terjadi, dan tahap recovery yang mencakup rekonstruksi dan rehabilitasi.

Dengan melihat tahapan tersebut, pembelajaran atas respon bencana yang diikuti oleh kebijakan untuk mengurangi resiko dan dampak bencana, juga menjadi bagian penting.

Menurut Nining Rahayu, JMK Partnership Management, misi kemanusiaan yang digagas JMK-Oxfam tersebut, telah menyelesaikan fase pertama, yakni tahap emergency. Pada tahap yang dimulai di bulan Oktober hingga Maret 2018 lalu, JMK-Oxfam lebih menitikberatkan tugas pada pengurangan krisis air bersih di lokasi terdampak melalui pendistribusian air, penyediaan prasarana sarana serta sanitasi.

Lebih jauh, di fase emergency tersebut JMK-Oxfam juga melakukan edukasi untuk memaksimalkan hidup bersih di lokasi pengungsian. Selain itu, akses terhadap kebutuhan pangan para penyintas menjadi program substansi yang dijalankan.

Pada fase kedua yakni di bulan April hingga September 2019, JMK-Oxfam fokus kepada program pembangunan secara berkelanjutan yang digagas masing-masing sektor kerja yakni WASH (Water Sanitation and Hygiene), EFSVL (Emergency, Food, Security, Venurable and Livelihood) dan Gender and Child Protection.

Salah satu dampak dari bencana itu adalah rusaknya fasilitas air bersih, sanitasi dan kebersihan warga, dan berimplikasi kepada sulitnya akses kepada fasilitas tersebut dan berdampak pada penuruan status kesehatan dan kemungkinan merebanknya penyakit yang bersumber dari air dan lingkungan.

Ia menambahkan, JMK-Oxfam telah merespon bencana Sulteng sejak di pekan pertama dengan mendistribusikan Hygiene Kit dan juga pembangunan sarana air dan sanitasi agar akses kepada layanan dasar ini dapat terus terpenuhi dan mendampingi masyarakat dalam operasional dan pengelolaan fasilitas tersebut agar senantiasa dapat terus digunakan oleh masyarakat terdampak.

Agar operasional dan pengelolaan fasilitas senantiasa berjalan, diperlukan sebuah komite yang berisikan perwakilan warga yang disepakati bersama oleh seluruh unsur warga agar ada keterwakilan semua kelompok masyarakat, baik itu perempuan, laki-laki, kelompok pemuda, rentan serta disabilitas.

“Komite ini akan berjalan beriringan dengan kader-kader kesehatan, baik yang sudah ada ataupun dibentuk jika diperlukan, agar selain sarana air dan sanitasi dapat terpelihara, ada pesan-pesan promosi kebersihan dan kesehatan yang dapat terus dikomunikasikan ke warga,” katanya dalam kegiatan Media Gathering JMK-OXFAM di sebuah kafe Jalan RA Kartini, Kota Palu, Rabu (10/7/2019).

Sejak Oktober 2018 hingga  Juli 2019 ini, sektor WASH JMK-Oxfam telah merampungkan produksi air bersih sebanyak 29.642.500 liter yang berada di lima lokasi, kemudian pendistribusian air sebesar 10.782.110 liter di 298 lokasi.

Selain penyediaan air bersih, WASH juga memastikan para penyintas mendapat akses pemenuhan hidup bersih dan sehat melalui pembangunan latrine sebanyak 430 unit di 321 lokasi, pendistribusian peralatan kebersihan sebanyak 24.447 unit pada 68 desa, pendistribusian Aquatabs sebanyak 24.960 unit di 21 desa, serta promosi kesehatan untuk anak yang telah dilakukan sebanyak 30 aktivitas di 30 desa. CAL

Komentar