BMKG: Tidak Ada Potensi Gempa Megathrust di Sulteng!

WhatsApp Image 2019-08-14 at 16.30.42
KANTOR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Kecamatan Palu Barat. FOTO: MOHAMMAD

SultengTerkini.Com, PALU– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu menyikapi beredarnya berita tentang prediksi gempa bumi Megathrust yang akan terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Agustus dan September 2019.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Cahyo Nugroho menegaskan, Provinsi Sulawesi Tengah tidak berada pada jalur subduksi yang mana menjadi zona Megathrust.

“Aktivitas Megathrust terjadi di bagian selatan Pulau Jawa. Kalau ditarik benang merahnya, tidak ada potensi (gempa) Megathrust di Sulteng,” katanya kepada SultengTerkini.Com, Rabu (14/8/2019).

Menurut Cahyo, untuk menimbulkan gempa Megathrust itu membutuhkan waktu ratusan tahun.

Ia mengatakan, gempa bumi seperti itu terjadi di bagian selatan pulau Jawa yang dibuktikan dengan gempa yang terjadi di selat Sunda beberapa hari lalu.

“Butuh waktu ratusan tahun. Lagipula, aktivitas yang disebabkan sesar Palu Koro butuh waktu 50 sampai 125 tahun kedepan,” katanya.

Adapun gempa yang terjadi tiga hari belakang ini merupakan aktivitas kecil dari pergerakan sesar Palu Koro.

Apalagi katanya, Kota Palu berada di wilayah sedimentasi, aktivitas gempa di bawah 4 Skala Richter bisa dirasakan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Hendrik menjelaskan, zona Megathrust itu merupakan pertemuan dua lempengan yang berbeda.

Hal ini berada di sepanjang Pulau Sumatera bagian barat, kemudian turun ke bagian selatan Pulau Jawa, lalu belok di arah Nusa Tenggara Timur.

“Sementara zona Megathrust di bagian Indonesia Timur berada di utara Pulau Papua, Pulau Sulawesi bagian utara yang menyisir bagian Kabupaten Tolitoli sampai Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara,” jelasnya.

Dalam catatan Hendrik, gempa yang diakibatkan dari Megathrust itu pernah terjadi di bagian utara Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara dengan kekuatan 7,6 skala richter.

“Untuk masuk ke Sulteng, dimungkinkan sulit. Karena zonanya tidak masuk ke provinsi Sulteng,” jelasnya.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu menanggapi beredarnya berita itu juga dimuat melalui Surat Nomor UM.505/289/KPCI/VIII/2019.

Dalam surat tersebut, dinyatakan belum ada satu institusi manapun yang bisa melakukan prediksi terjadinya gempa bumi, khususnya di Sulteng sebagaimana berita tersebut beredar.

Bahkan, BMKG tidak pernah menyatakan prediksi terhadap kejadian gempa bumi.

Untuk itu, jika masyarakat menerima informasi prediksi Megathrust di Sulteng dalam waktu dan jam tertentu, dipastikan tidak bersumber dari BMKG.

Selain itu, Cahyo mengimbau masyarakat segera mencari data valid ke BMKG terdekat. MAD

Komentar