Atasi Kekeringan di Sigi, ACT Sulteng Salurkan 25.000 Liter Air Bersih

WhatsApp Image 2019-08-22 at 17.43.58
SEJUMLAH warga di Kabupaten Sigi mengantre untuk mendapatkan bantuan air bersih dari Aksi Cepat Tanggap Sulawesi Tengah, Kamis (22/8/2019). FOTO: CHANDRA

SultengTerkini.Com, SIGI– Sejumlah desa di dua kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) kini kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih warga harus rela mengantre dan harus  berjalan kaki kurang lebih satu kilometer.

Kondisi itu disebabkan rusaknya irigasi Gumbasa akibat bencana alam pada 28 September 2018 silam serta musim kemarau.

Sejumlah wilayah yang kesulitan air bersih itu tersebar di dua kecamatan masing-masing Kecamatan Sigi Biromaru dan Kecamatan Dolo.

Salah satu upaya mengatasi kekeringan dan krisis air bersih itu, Lembaga Kemanusiaan Global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sulteng, Kamis (22/8/2019) ini mendistribusikan 25.000 liter air bersih yang disebar di Desa Karawana, Soulowe dan Desa Maranata.

Menurut Kepala Cabang ACT Sulteng, Nurmarjani Loulembah dari hasil asesmen di lapangan, tiga desa tersebut sangat kesulitan air bersih.

Warga di tiga desa tersebut harus mengantre untuk mendapatkan air bersih.

“Pascagempa pada 28 September 2018 silam, tiga desa itu sudah mulai kesulitan air bersih ditambah lagi saat ini memasuki musim kemarau yang membuat sumur warga tidak lagi menghasilkan air,” kata Nurmarjani.

Salah seorang ibu rumah tangga di Desa Karawana, Fajria mengungkapkan kesulitan air bersih terjadi sejak pascagempa dan memasuki musim kemarau saat ini.

“Sebelum gempa kami memgambil air dari aliran irigasi Gumbasa dan sumur tetangga. Namun pascagempa dan musim kemarau saat ini kami kesulitan air bersih, sebab debit air dari sumur tetangga kami sudah mulai berkurang,” kata Fajria di sela-sela distribusi air bersih, Kamis (22/8/2019).

Hal yang sama juga dirasakan oleh warga Dusun Lompio, Desa Maranata, Kabupaten Sigi. Sudah hampir setahun terakhir warga di desa itu kesulitan mendapatkan air bersih.

Bahkan harus mengantre dan berjalan kaki satu kilometer untuk mendapatkan air bersih.

Kedatangan dua unit mobil water tank ACT yang berisikan 10.000 liter air bersih disambut seratusan warga dengan membawa jeriken maupun penampung airnya lainnya di Kompleks Gereja BK.

Mereka harus mengantre dan menahan teriknya panas matahari untuk mendapatkan air bersih.

Pendeta Bala Keselamatan Korps Lompio, Nirmo mengaku jika jemaatnya sangat kesulitan air bersih.

“Warga disini termasuk saya kalau ambil air bersih, harus jalan kaki kurang lebih satu kilometer. Itupun air di sumur itu tidak mencukupi untuk kebutuhan kami. Sekali lagi kami sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih dari ACT,” ucap Nirmo.

Rencananya, ACT Sulteng akan mendistribusikan air bersih kepada warga hingga musim kemarau berakhir. Selain itu, ACT Suteng juga telah membuka posko kekeringan yang beralamat di Kantor Cabang ACT Sulteng Jalan Mohammad Hatta Nomor 133, Lolu Utara, Kota Palu.

Pihak ACT Sulteng juga mengajak masyarakat bahu-membahu mengatasi kekeringan dan menjadi dermawan melalui aksi-aksi melalui bit.ly/DermawanSultengAtasiKekeringan. CAL

Komentar