Kelompok Cipayung Plus Sulteng Desak Kapolri Usut Tuntas Pelaku Rasis Papua

WhatsApp Image 2019-08-22 at 23.16.29
KETUA Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Tengah, Muhammad Rafiq (pakai kopiah hijau putih) saat memimpin konferensi pers Kelompok Cipayung Plus Sulteng di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen Palu, Kamis (22/8/2019). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Insiden yang menimpa Mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang beberapa waktu lalu telah mencoreng wajah keberagaman di Indonesia. Untuk itu, Kelompok Cipayung Plus Sulawesi Tengah (Sulteng) menyuarakan rawat keberagaman di Indonesia, khususnya di Sulteng.

Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sulteng, Muhammad Rafiq mengatakan, masyarakat Indonesia selama ini hidup dengan perbedaan tanpa ada rasis, intimidasi dan diskriminasi dari pihak manapun.

“Karena persatuan dan kesatuan yang dibaluti keberagaman membuat masyarakat hidup dengan damai dan harmonis,” katanya saat menggelar konferensi pers di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen Palu, Kamis (22/8/2019).

Menyikapi insiden yang menimpa mahasiswa asal Papua, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palu, Trisno Palinoan meminta pemerintah daerah harus menjaga kebinekaan di Sulteng.

“Jangan sampai isu rasis, intimidasi dan diskriminasi masuk di Sulteng hingga membuat masyarakat kita kacau balau,” ujarnya.

Bahkan, Wakil Dewan Mahasiswa IAIN Palu, Fachruddin Dokumalamo sekaligus mewakili mahasiswa Papua di Kota Palu menegaskan berbicara Indonesia yakni berbicara dari Sabang sampai Merauke.

“Insiden yang menimpa saudara saya Papua, saya meminta kepolisian usut siapa pelaku yang membuat semua ini menjadi kacau. Selain itu juga, pemerintah daerah Sulteng untuk menjaga saudara saya agar bisa kuliah dengan tenang di Palu,” ujarnya.

Hal yang juga disampaikan Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palu Yakobus Pahu, Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Sulteng Wilson Sastra, dan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulteng Alvian Karim.

Semuanya sepakat bahwa tindakan yang dialami masyarakat dan mahasiswa Papua di luar Pulau Papua itu merupakan hal dapat merusak kebinekaan di Indonesia.

Dalam kesempatan itu juga, Cipayung Plus Sulteng yang terdiri dari Badko HMI Sulteng, GMKI Cabang Palu, PMKRI Cabang Palu, Hikmabudhi Cabang Palu dan DPD IMM Sulteng melayangkan tiga sikap terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua.

Tiga sikap tersebut, diantaranya mendesak Kapolri mengusut tuntas para pelaku intimidasi, rasis dan diskriminasi terhadap mahasiswa Papua.

Selain itu mereka juga meminta kepada pemerintah daerah di Sulteng untuk menjamin keamanan terhadap masyarakat dan mahasiswa Papua dan mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi. CAL

Komentar